Rombongan Berbaju Putih yang Sedang Ritual di Gunung Lawu, Benarkah Aliran Sekte Sesat?

gunung-Instagram-
Rombongan Berbaju Putih yang Sedang Ritual di Gunung Lawu, Benarkah Aliran Sekte Sesat?
Fakta di Balik Rombongan Berbaju Putih yang Lakukan Ritual di Gunung Lawu: Bukan Aliran Sesat, Ini Penjelasannya
Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok orang melakukan ritual keagamaan di puncak Gunung Lawu viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat rombongan yang kompak mengenakan baju berwarna putih sedang melantunkan dzikir bersama sambil menghadap Tugu Hargo Dumilah.
Penampilan mereka cukup mencolok dan menarik perhatian publik. Jemaah pria tampak mengenakan gamis putih lengkap dengan imamah di kepala, sementara jemaah wanita mengenakan mukena putih. Adegan ini memicu berbagai spekulasi dari masyarakat, termasuk tuduhan bahwa kelompok tersebut merupakan bagian dari aliran sesat.
Namun, informasi resmi dari pihak berwenang membantah anggapan negatif tersebut. Mulyadi, Asisten Perhutanan (Asper) BKPH Lawu Selatan, secara tegas menyatakan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh rombongan tersebut bukanlah ajaran menyimpang atau aliran sesat.
Bukan Aliran Sesat, Ini Latar Belakang Kelompok Tersebut
Mulyadi menjelaskan bahwa rombongan tersebut adalah jemaah dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Purwodadi. Mereka rutin melakukan ziarah dan tawasul ke makam Sunan Gunung Lawu setiap tahunnya. Kegiatan ini telah menjadi tradisi yang digelar secara berkala selama 14 tahun terakhir.
"Kami sudah sering menemani rombongan ini naik ke puncak. Mereka datang setiap tahun pada hari Jumat setelah tanggal 11 Suro," ujar Mulyadi.
Tradisi ini biasanya dimulai pada Kamis pagi, di mana para jemaah mulai mendaki Gunung Lawu. Setibanya di puncak, mereka bermalam di lokasi untuk kemudian melanjutkan ibadah di hari Jumat.
Agenda Spiritual yang Penuh Makna
Menurut Mulyadi, rangkaian acara dimulai dengan doa bersama menjelang waktu salat Jumat. Setelah itu, mereka melaksanakan salat Jumat secara berjamaah di dekat Tugu Hargo Dumilah, yang merupakan salah satu titik tertinggi di kawasan Gunung Lawu.
Setelah salat, rombongan melanjutkan dengan dzikir dan doa bersama sebagai bentuk tawasul kepada Sunan Gunung Lawu. Tradisi seperti ini sangat umum dilakukan dalam kalangan Nahdliyin, terutama dalam rangka menghormati para wali serta tokoh agama yang berjasa dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Tanggung Jawab Pengelola Kawasan
Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan kawasan Gunung Lawu, BKPH Lawu Selatan tidak hanya sekadar memberikan izin pendakian, tetapi juga turut memastikan bahwa semua aktivitas yang dilakukan di kawasan tersebut sesuai aturan dan tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.
“Kami pastikan tidak ada hal-hal yang mencurigakan atau menyimpang. Semua berjalan sesuai norma dan nilai-nilai agama yang dianut mayoritas masyarakat,” tambah Mulyadi.
Ia juga menekankan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan panitia pelaksana agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar tanpa mengganggu ekosistem gunung maupun ketertiban umum.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Kreasi Bingkai Foto MPLS dari Kardus yang Ramah Lingkungan?