Ditinggal Istri Usai Jadi PNS, Kuli Bangunan Ini Rela Habis-habisan Demi Pendidikan Sang Istri hingga Viral di Media Sosial

ilustrasi-pixabay-
Ditinggal Istri Usai Jadi PNS, Kuli Bangunan Ini Rela Habis-habisan Demi Pendidikan Sang Istri hingga Viral di Media Sosial
Sebuah kisah haru bercampur pilu tengah mengguncang jagat maya. Kisah nyata yang dibagikan melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) @txtkonoha ini menjadi sorotan publik karena menggambarkan betapa dalamnya pengorbanan seorang suami, namun berakhir dengan pengkhianatan yang menyayat hati. Kini, kisah ini menjadi viral dan memicu gelombang empati serta kemarahan dari warganet di seluruh penjuru Indonesia.
Kisah ini bermula dari seorang pria sederhana yang bekerja sebagai kuli bangunan. Ia hidup bersama istrinya yang saat itu masih menjadi guru honorer di sebuah sekolah daerah. Meski hidup dalam keterbatasan, pasangan ini dikenal harmonis, penuh kasih, dan saling mendukung satu sama lain. Namun, yang membuat banyak orang terharu adalah komitmen sang suami untuk membantu istrinya meraih mimpi: menjadi guru tetap dengan gelar sarjana.
Pengorbanan Tanpa Pamrih: Dari Bangun Pagi Sampai Antar-Jemput Kuliah
Setiap hari, sang suami bangun sejak subuh. Ia bekerja keras di proyek-proyek pembangunan, mengangkat semen, pasir, dan batu bata di bawah terik matahari. Upahnya memang tak seberapa, namun ia tak pernah mengeluh. Uang yang didapatnya sebagian besar ia tabung untuk biaya kuliah sang istri. Bahkan, ia rela mengorbankan waktu istirahat dan uang transportasi pribadinya demi mengantar-jemput sang istri ke kampus.
“Kalau aku nggak bantu, kapan dia bisa selesai kuliah? Aku nggak mau dia beban sendirian,” ujar sang suami dalam narasi yang dikutip dari unggahan viral tersebut.
Tak hanya membiayai kuliah, ia juga setia menemani sang istri saat ujian, membantu mencari referensi, dan bahkan memasakkan makanan untuk dibawa sang istri ke kampus. Semua dilakukannya dengan tulus, tanpa menuntut apapun kecuali kebahagiaan sang istri.
Impian Terwujud: Istri Diterima Jadi PNS, Tapi Malah Minta Cerai
Setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya sang istri berhasil menyelesaikan studinya dan lulus sebagai sarjana pendidikan. Ia kemudian mendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan diterima sebagai guru tetap. Kabar gembira ini awalnya membawa harapan besar bagi keluarga kecil mereka. Mereka berdua menangis haru, mengira masa depan akan lebih cerah dan hidup mereka akan semakin bahagia.
Namun, tak lama setelah sang istri resmi menjadi PNS, retakan mulai muncul dalam rumah tangga mereka. Yang mengejutkan, sang istri tiba-tiba meminta cerai. Permintaan ini membuat sang suami terpukul. Ia tidak menyangka bahwa pengorbanan panjang selama bertahun-tahun bisa berakhir seperti ini.
Dengan hati hancur, sang suami mencoba mencari tahu alasan di balik keputusan tersebut. Jawabannya sungguh memilukan: sang istri merasa malu memiliki suami yang bekerja sebagai kuli bangunan. Di lingkungan kerjanya yang baru, ia merasa tekanan sosial begitu besar. Ia khawatir dikucilkan atau diejek rekan kerja jika mengetahui suaminya bukan pegawai kantoran, apalagi hanya seorang pekerja kasar.
Viral dan Menuai Kecaman: “Ini Bukan Soal Status, Tapi Nurani”
Kisah ini menyebar luas di media sosial, terutama di platform X, TikTok, dan Instagram. Banyak netizen yang merasa geram dan menyebut sang istri sebagai “istri durhaka” yang tidak menghargai pengorbanan suaminya.
“Suami rela jadi kuli, capek, kotor, panas-panasan demi istrinya sekolah. Begitu lulus dan jadi PNS, malah minta cerai karena malu? Ini bukan soal status, tapi soal hati,” tulis salah satu warganet dengan akun @warganegaracinta.
“Ini pelajaran buat cewek-cewek yang mikirin jodoh dari gaji dan jabatan. Lihat, pengorbanan itu nggak dinilai dari gaji, tapi dari ketulusan,” tambah netizen lainnya.
Banyak pihak juga menyayangkan fenomena sosial yang kini semakin mengedepankan penampilan dan status sosial dibanding nilai-nilai moral dan kejujuran hati. Kasus ini dianggap sebagai cermin dari masyarakat yang mulai kehilangan empati dan rasa syukur.
Refleksi Sosial: Apakah Status Sosial Lebih Penting dari Cinta dan Setia?
Kisah ini bukan hanya soal perceraian, tapi juga refleksi mendalam tentang nilai-nilai keluarga, kesetiaan, dan penghargaan terhadap pengorbanan. Dalam dunia yang semakin materialistis, banyak orang mulai menilai pasangan dari jabatan, gaji, dan gaya hidup, bukan dari ketulusan, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan.
Sang suami, meski tak disebutkan namanya, menjadi simbol dari keteguhan hati dan cinta sejati. Ia mungkin tidak berpendidikan tinggi, tidak berpakaian rapi, dan tidak bekerja di kantor ber-AC. Tapi, ia memiliki hati yang besar, semangat pantang menyerah, dan cinta yang tulus.
Di sisi lain, sang istri, meski telah meraih kesuksesan, dilihat oleh banyak orang sebagai sosok yang lupa daratan. Ia disebut-sebut telah mengkhianati prinsip dasar pernikahan: setia dalam suka dan duka.
Tanggapan Psikolog: “Ini Masalah Identitas dan Tekanan Sosial”
Psikolog sosial, dr. Rina Meilina, M.Psi., mengatakan bahwa kasus seperti ini tidak bisa dilihat secara hitam-putih. “Di satu sisi, kita bisa menghakimi sang istri sebagai tidak tahu terima kasih. Tapi di sisi lain, ada tekanan sosial yang sangat besar terhadap individu yang naik kelas sosial. Mereka sering merasa harus ‘melepaskan’ masa lalu, termasuk lingkungan atau pasangan yang dianggap tidak ‘selevel’,” jelasnya.