Apa Penyebab Tanggal 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek dalam Sejarah Dunia? Benarkah Akibat Percepatan Rotasi Bumi? Begini Faktanya!

Apa Penyebab Tanggal 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek dalam Sejarah Dunia? Benarkah Akibat Percepatan Rotasi Bumi? Begini Faktanya!

bumi-pixabay-

Apa Penyebab Tanggal 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek dalam Sejarah Dunia? Benarkah Akibat Percepatan Rotasi Bumi? Begini Faktanya!
Benarkah 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek dalam Sejarah? Ini Fakta Ilmiah di Balik Viralnya Isu Percepatan Rotasi Bumi

Baru-baru ini, jagat media sosial, khususnya TikTok, digemparkan oleh sebuah narasi yang menyebut bahwa 5 Agustus 2025 akan menjadi hari terpendek dalam satu tahun. Unggahan yang menyebar cepat ini membuat warganet penasaran, bertanya-tanya: benarkah Bumi benar-benar akan "kehilangan" waktu? Apakah kita akan kehilangan detik-detik berharga dalam hidup kita? Dan yang paling penting—apakah ini benar-benar bisa terjadi?



Fenomena yang sempat viral lewat akun TikTok @inibukanniko ini memang terdengar seperti plot film fiksi ilmiah. Dalam unggahannya yang diposting pada 5 Agustus 2025, sang kreator menulis:
"Besok, Selasa 5 Agustus 2025, Bumi akan mengalami hari terpendek dalam setahun."
Unggahan tersebut langsung menuai ratusan komentar, mulai dari yang heran, skeptis, hingga yang mulai menghitung mundur detik-detik "hari terpendek sejarah".

Namun, meskipun terdengar dramatis, ternyata ada dasar ilmiah di balik klaim ini. Dan ya—hari terpendek bukan berarti 24 jam akan berubah jadi 12 jam. Melainkan, durasi satu hari secara astronomis bisa sedikit lebih pendek dari 24 jam standar, akibat perubahan kecil dalam rotasi Bumi.

Apa Itu Hari Terpendek? Bukan Tentang Jam, Tapi Detik dan Milidetik
Sebelum terlalu panik, penting dipahami: "hari terpendek" dalam konteks ini bukan berarti matahari terbit lebih siang atau malam datang lebih cepat secara kasat mata. Fenomena ini berkaitan dengan presisi waktu dalam skala milidetik, yang hanya bisa diukur oleh instrumen ilmiah canggih.



Menurut data dari International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS)—lembaga resmi yang memantau rotasi Bumi—pada 5 Agustus 2025, rotasi Bumi diperkirakan akan sedikit lebih cepat dari biasanya, sehingga satu hari menjadi sekitar 1,25 milidetik lebih pendek dari 86.400 detik (24 jam standar).

Artinya, hari itu akan berlangsung selama 23 jam, 59 menit, 59,99875 detik.
Ya, selisihnya hanya 0,00125 detik. Tidak akan terasa oleh manusia, tidak akan mengganggu jadwal kerja, sekolah, atau siaran TV. Tapi bagi ilmuwan, ini adalah hal yang sangat menarik.

Mengapa Rotasi Bumi Bisa Mempercepat? Ini Penyebabnya
Rotasi Bumi bukanlah sesuatu yang statis. Seperti pemain es skating yang memutar tubuhnya lebih cepat saat menarik tangan ke dada, Bumi juga bisa berputar lebih cepat atau lebih lambat tergantung pada distribusi massa di permukaannya.

Beberapa faktor utama yang memengaruhi kecepatan rotasi Bumi antara lain:

Posisi Bulan dan Gaya Gravitasi
Salah satu penyebab percepatan rotasi adalah posisi Bulan yang berada pada sudut terjauh dari khatulistiwa (disebut juga lunar declination maksimum). Saat itu, tarikan gravitasi Bulan terhadap Bumi berubah, sehingga memengaruhi momentum rotasi. Ini bisa menyebabkan percepatan kecil dalam putaran Bumi.
Perubahan Permukaan Bumi
Mencairnya es di kutub akibat pemanasan global, pergeseran lempeng tektonik, aktivitas gunung berapi, bahkan perubahan pola angin dan arus laut, bisa memengaruhi distribusi massa Bumi. Ketika massa berpindah lebih dekat ke poros rotasi, Bumi berputar lebih cepat—mirip seperti hukum kekekalan momentum sudut.
Aktivitas Geofisika dalam Bumi
Gerakan di dalam inti Bumi, terutama lapisan cair di sekitar inti, juga bisa memengaruhi rotasi. Perubahan aliran logam cair di dalam Bumi dapat menciptakan efek elektromagnetik yang berdampak pada kecepatan putar.
Bukan Pertama Kali: Bumi Sudah Beberapa Kali Alami "Hari Terpendek"
Fenomena ini bukan hal baru. Pada tahun 2022, misalnya, Bumi mencatat hari terpendek sepanjang sejarah modern—yakni 19 Juli 2022, saat satu hari lebih pendek 1,59 milidetik dari 24 jam. Saat itu, para ilmuwan menyebut kemungkinan adanya "tremor mikro" geofisika atau perubahan dalam dinamika lautan dan atmosfer sebagai penyebabnya.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya