Prabowo Luncurkan Ambisi Baru: Kereta Cepat Whoosh Diperpanjang Hingga Surabaya, Jakarta-Surabaya Cuma 3 Jam!

Prabowo-Instagram-
Untuk memastikan kelancaran proyek perluasan hingga Surabaya, pemerintah akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kereta Cepat Nasional. Satgas ini akan bertugas mengoordinasikan seluruh aspek proyek, mulai dari perizinan, pembebasan lahan, hingga pengawasan teknis dan keuangan.
“Kami akan libatkan 18 kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan tidak ada hambatan administratif maupun teknis,” tegas AHY. “Ini adalah proyek strategis nasional yang harus berjalan sesuai rencana.”
Revisi Aturan dan Dukungan Fiskal
Agar proyek berjalan efektif, pemerintah juga akan merevisi sejumlah regulasi pendukung. Salah satunya adalah Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2021 tentang Pengembangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Revisi ini akan membuka ruang hukum bagi perluasan rute, insentif fiskal, serta skema kerja sama pemerintah-swasta (KPBU).
Selain itu, Kementerian Koordinator Infrastruktur akan mempercepat penyusunan Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi Nasional (RUU Sistranas). Regulasi ini nantinya akan menjadi payung hukum komprehensif bagi integrasi seluruh moda transportasi di Indonesia, termasuk kereta cepat, LRT, MRT, dan transportasi publik perkotaan.
“Kita butuh sistem transportasi yang terintegrasi, bukan lagi potongan-potongan yang terpisah,” kata AHY. “RUU Sistranas akan menjadi fondasi bagi konektivitas nasional yang lebih kuat.”
Dampak Ekonomi: Dorong Investasi dan UMKM
Perluasan jalur Whoosh hingga Surabaya diprediksi akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di sepanjang koridor Jawa. Daerah-daerah yang dilalui, seperti Karawang, Cirebon, Tegal, dan Kediri, diproyeksikan mengalami peningkatan aktivitas ekonomi signifikan.
Pemerintah daerah sudah mulai menyusun rencana pengembangan kawasan ekonomi baru di sekitar stasiun kereta cepat. Konsep Transit-Oriented Development (TOD) akan diterapkan, di mana pusat bisnis, perumahan, dan fasilitas publik dibangun terintegrasi dengan stasiun.
“Ini peluang emas bagi pelaku UMKM, investor, dan sektor properti,” ujar ekonom dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Dr. Rizal Agus, dalam keterangan tertulisnya. “Mobilitas yang tinggi akan mendorong pertukaran barang, jasa, dan ide lebih cepat.”
Tantangan di Depan: Pembebasan Lahan dan Teknologi
Meski ambisius, proyek perluasan kereta cepat bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah pembebasan lahan, terutama di kawasan padat penduduk dan kawasan pertanian produktif.
Pemerintah berjanji akan mengedepankan pendekatan yang adil dan transparan, dengan kompensasi yang layak bagi masyarakat terdampak. Selain itu, akan dibentuk forum dialog dengan tokoh masyarakat dan lembaga adat untuk meminimalkan konflik sosial.
Di sisi teknologi, Indonesia akan terus bekerja sama dengan mitra internasional, terutama Tiongkok, yang telah membantu pembangunan fase pertama Jakarta-Bandung. Namun, pemerintah menekankan pentingnya alih teknologi dan keterlibatan industri dalam negeri agar proyek ini benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi bangsa.
Masa Depan Transportasi Indonesia
Dengan perluasan Whoosh hingga Surabaya, Indonesia semakin menunjukkan komitmennya untuk menjadi negara dengan sistem transportasi modern dan berkelanjutan. Ini bukan sekadar soal cepat tiba di tujuan, tapi tentang membangun masa depan yang lebih inklusif, efisien, dan ramah lingkungan.
Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya sempat menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur adalah pondasi utama bagi Indonesia Emas 2045. “Kita tidak boleh tertinggal. Dunia bergerak cepat, dan kita harus bergerak lebih cepat,” katanya.
Kini, dengan kereta cepat Whoosh yang akan menembus Jawa dari barat ke timur, mimpi tentang konektivitas nasional yang kuat bukan lagi sekadar wacana. Ia sedang menjadi kenyataan—rel demi rel, stasiun demi stasiun.