Siapa Estee Anastasia Londa dan Nando Tanos? Sosok Kekasih dan Suadara Joel Alberto Tanos Cucu 9 Naga Sulut yang Tewas Mengenaskan

Siapa Estee Anastasia Londa dan Nando Tanos? Sosok Kekasih dan Suadara Joel Alberto Tanos Cucu 9 Naga Sulut yang Tewas Mengenaskan

tanda tanya-pixabay-

Siapa Estee Anastasia Londa dan Nando Tanos? Sosok Kekasih dan Suadara Joel Alberto Tanos Cucu 9 Naga Sulut yang Tewas Mengenaskan
Dunia usaha di Sulawesi Utara (Sulut) diguncang kabar duka mendalam. Seorang pemuda berusia 18 tahun, Joel Alberto Tanos, menghembuskan napas terakhir pada 4 Agustus 2025, setelah menjadi korban penusukan tragis di sebuah kawasan malam di Manado. Tragedi yang menimpa Joel bukan hanya menyayat hati keluarga, tetapi juga mengguncang komunitas bisnis dan masyarakat setempat, mengingat latar belakang keluarganya yang terkenal sebagai bagian dari “9 Naga Sulut” — julukan bagi para pengusaha sukses asal Sulawesi Utara.

Namun, siapakah sebenarnya Joel Alberto Tanos? Siapa pula Estee Anastasia Londa dan Nando Tanos, dua nama yang kini ramai diperbincangkan publik? Dan apa peran mereka dalam dunia bisnis Sulut yang begitu dinamis?



Tragedi di Malam Penuh Duka
Insiden memilukan itu terjadi sekitar pukul 23.30 WITA, ketika Joel Alberto Tanos, mahasiswa semester pertama di salah satu perguruan tinggi swasta di Manado, mendatangi tempat kerabatnya untuk menjemput pacarnya. Sesampainya di lokasi, Joel terkejut melihat sang kekasih tengah asyik minum-minuman keras bersama dua pria, Abdul (29) dan Evan (27). Diduga, ketegangan pun tak terhindarkan.

Menurut keterangan saksi yang dikutip dari pihak kepolisian, cekcok mulut terjadi antara Joel dengan kedua pria tersebut. Situasi memanas hingga salah satu dari mereka — diduga Evan — mengeluarkan pisau lipat dan langsung menyerang Joel. Pemuda yang dikenal ramah dan pendiam itu sempat berusaha melawan, namun tak mampu menghindar dari dua tusukan tajam di bagian dada dan leher.

Joel dilarikan ke RSU Prof. Dr. R.D. Kandou, namun nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia sekitar 45 menit setelah tiba di rumah sakit. Polisi langsung menangkap kedua pelaku, yang kini ditahan dan dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.



Estee Anastasia Londa & Nando Tanos: Orang Tua yang Hancur Hati
Dibalik tragedi ini, sorotan publik beralih pada sosok Estee Anastasia Londa dan Nando Tanos — orang tua kandung Joel Alberto Tanos. Keduanya bukan nama sembarangan di dunia usaha Manado.

Estee Anastasia Londa, perempuan berparas anggun dan penuh karisma, dikenal sebagai salah satu pengusaha muda sukses di bidang fashion dan lifestyle. Ia merupakan pendiri sekaligus CEO dari brand lokal ternama “Elena Mode”, yang produknya telah menembus pasar nasional dan bahkan ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara.

Sementara itu, Nando Tanos, sang ayah, adalah pengusaha properti dan konstruksi yang namanya kerap muncul dalam proyek-proyek infrastruktur besar di Sulawesi Utara. Perusahaannya, PT. Nanda Prima Konstruksi, tercatat sebagai rekanan pemerintah daerah dalam pembangunan jalan tol Manado-Bitung dan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung.

Pasangan ini menikah sejak 2004 dan dikaruniai satu-satunya anak, Joel Alberto Tanos, yang lahir pada 12 Oktober 2006. Bagi mereka, Joel bukan hanya anak semata wayang, tetapi juga harapan masa depan keluarga dan bisnis yang telah dibangun selama puluhan tahun.

Warisan Keluarga “9 Naga Sulut”
Lebih dalam lagi, akar keluarga Joel merujuk pada sosok Tony Tanos, kakeknya dari pihak ayah. Tony Tanos adalah pengusaha legendaris yang dikenal sebagai salah satu dari “9 Naga Sulut” — julukan bagi konglomerat asal Sulawesi Utara yang berhasil membangun kerajaan bisnis dari nol hingga go nasional.

Tony Tanos merupakan pendiri dan pemilik PT. Marga Dwita Guna, perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perdagangan, dan energi. Perusahaannya memiliki armada kapal kargo yang melayani rute Sulawesi-Maluku-Papua, serta memiliki saham di sejumlah perusahaan tambang dan distribusi bahan bakar.

Sebutan “9 Naga Sulut” sendiri mulai populer di awal 2000-an, menggambarkan kesuksesan komunitas pengusaha Tionghoa-Manado yang mampu bersaing di tingkat nasional. Mereka dikenal karena etos kerja keras, jaringan bisnis yang kuat, serta komitmen terhadap pembangunan daerah.

Joel Alberto Tanos, meski masih muda, sebenarnya sudah mulai dikenalkan dengan dunia bisnis keluarga. Ia sering diajak menghadiri rapat internal dan business meeting oleh sang ayah. Beberapa sumber menyebut, Joel berencana mengambil jurusan Manajemen Bisnis di kampusnya, dengan impian melanjutkan dan memperluas kerajaan bisnis keluarga.

Duka yang Mendalam dan Dukungan dari Komunitas
Kematian Joel menyisakan duka yang mendalam, tak hanya bagi keluarga langsung, tetapi juga bagi komunitas usaha, tokoh agama, dan masyarakat Manado. Banyak pihak menyampaikan belasungkawa melalui media sosial, termasuk dari kalangan pejabat daerah dan pengusaha nasional.

Di akun Instagram @ronald_popal15, yang merupakan salah satu akun informasi lokal terpercaya di Manado, unggahan tentang tragedi Joel mendapat puluhan ribu likes dan ribuan komentar dukungan. Banyak warganet yang menyebut Joel sebagai “generasi penerus emas” yang hilang di usia muda.

“Sangat tragis. Anak baik, sopan, dan punya masa depan cerah. Ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tapi juga bagi Sulut,” tulis seorang netizen.

Pihak keluarga, melalui kuasa hukum mereka, menyatakan akan mengawal proses hukum hingga tuntas. “Kami tidak hanya ingin keadilan, tapi juga agar kejadian seperti ini tidak terulang. Tidak ada orang tua yang ingin kehilangan anak seperti ini,” ujar pengacara keluarga, Adv. Maria Lumentut, SH.

Pesan Moral: Cinta, Emosi, dan Akibat Fatal
Tragedi Joel Alberto Tanos menjadi cermin betapa emosi dan cinta yang tak terkendali bisa berujung pada bencana. Meski awalnya hanya cemburu dan kekecewaan, konflik tersebut berubah menjadi kekerasan yang merenggut nyawa.

Para pakar psikologi remaja menekankan pentingnya edukasi emosional dan komunikasi interpersonal bagi generasi muda. “Remaja usia 17–19 tahun masih dalam masa pembentukan identitas dan pengendalian diri. Ketika dihadapkan pada konflik intens, mereka rentan bertindak impulsif,” jelas Dr. Rini Kusumawati, Psikolog dari Universitas Sam Ratulangi.

Baca juga: Heboh Dugaan Korupsi Dana CSR BI: Siapa Sebenarnya Heri Gunawan dan Satori? Ini Profil Lengkap Mereka

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya