Terungkap! 4 Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ternyata Debt Collector, Modusnya Mengejutkan

Terungkap! 4 Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ternyata Debt Collector, Modusnya Mengejutkan

Ilham-Instagram-

Terungkap! 4 Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ternyata Debt Collector, Modusnya Mengejutkan

Kasus penculikan dan pembunuhan sadis yang menimpa Mohamad Ilham Pradipta, seorang kepala cabang bank BUMN di Jakarta, akhirnya menemui titik terang. Subdirektorat Reserse Kriminal Umum (Subdit Reskrimum) Polda Metro Jaya berhasil mengungkap pelaku dan menangkap keempat tersangka yang terlibat dalam aksi keji tersebut. Yang mengejutkan, para pelaku ternyata bukan kriminal biasa, melainkan seorang debt collector atau penagih utang yang memiliki rekam jejak di dunia penagihan kredit.



Penangkapan keempat pelaku ini menjadi babak baru dalam penyelidikan kasus yang sempat membuat geger masyarakat, terutama kalangan pegawai perbankan dan keluarga korban. Dari hasil penyelidikan, polisi mengungkap bahwa motif di balik penculikan dan pembunuhan ini diduga kuat terkait dengan persoalan utang piutang yang melibatkan korban secara tidak langsung.

Kronologi Penculikan Terekam CCTV
Insiden tragis ini bermula saat korban, Mohamad Ilham Pradipta, sedang berbelanja di sebuah supermarket besar di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Berdasarkan rekaman kamera pengawas (CCTV), sekitar pukul 20.15 WIB, korban tampak keluar dari supermarket sambil membawa beberapa kantong belanjaan. Namun, tak lama kemudian, sejumlah orang mendekatinya dan langsung menyeret korban ke dalam mobil yang telah terparkir tak jauh dari pintu keluar.

Aksi penculikan itu berlangsung cepat dan terlihat terorganisir. Korban sempat melakukan perlawanan, namun karena kalah jumlah, ia berhasil dibawa pergi oleh para pelaku. Rekaman CCTV yang sempat viral di media sosial memperlihatkan detik-detik penculikan yang menegangkan, membuat banyak warganet merasa ngeri dan prihatin.



Jasad Korban Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan
Dua hari setelah kejadian penculikan, jasad korban ditemukan di sebuah area semak belukar di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Saat dievakuasi, kondisi jenazah korban sangat mengenaskan. Tangan, kaki, dan matanya terikat rapat menggunakan lakban hitam. Polisi juga menemukan bekas luka benda tumpul di bagian kepala korban, yang diduga menjadi penyebab kematian.

Kasus ini langsung ditangani serius oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya. Dibawah komando Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Hengki Haryadi, penyidik melakukan serangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi, serta pelacakan melalui data digital seperti rekaman CCTV dan riwayat pergerakan ponsel korban.

Penangkapan Empat Pelaku, Satu Sempat Kabur ke NTT
Setelah hampir seminggu buron, keempat pelaku akhirnya berhasil diringkus. Pelaku pertama yang ditangkap adalah RW, yang diamankan di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). RW diduga hendak melarikan diri ke kampung halamannya untuk menghindari kejaran polisi. Ia ditangkap saat sedang menunggu penerbangan menuju Denpasar.

Tiga pelaku lainnya, yaitu AT, RS, dan RAH, ditangkap di berbagai lokasi di Jakarta. Mereka diketahui merupakan rekan satu tim dalam dunia penagihan utang. Menurut pengakuan awal dari pelaku, mereka menjadikan korban sebagai target karena salah paham terkait utang salah satu nasabah bank yang ditangani korban.

Motif Utang Piutang, Korban Dikira Terlibat Langsung
Dalam keterangan pers yang disampaikan di Mapolda Metro Jaya, Kombes Hengki menjelaskan bahwa para pelaku salah mengira korban terlibat langsung dalam proses penolakan kredit nasabah yang mereka tangani. Padahal, korban hanya bertindak sebagai kepala cabang yang tidak memiliki wewenang penuh atas keputusan kredit.

“Mereka merasa korban sengaja mempersulit pencairan kredit nasabah yang mereka dampingi. Padahal, keputusan itu merupakan kebijakan internal bank. Namun, emosi pelaku sudah memuncak, dan mereka merencanakan aksi penculikan untuk ‘mengajari’ korban,” jelas Hengki.

Namun, rencana awal yang hanya ingin mengintimidasi korban berubah menjadi tragedi kemanusiaan. Saat dibawa ke lokasi terpencil, korban melawan dan terjadi perkelahian. Dalam keadaan panik, pelaku memukul korban hingga tewas. Untuk menutupi jejak, mereka membawa jenazah korban ke Bekasi dan membuangnya di semak belukar.

Profesi Debt Collector Jadi Sorotan
Kasus ini turut mengungkit kembali persoalan profesi debt collector yang kerap kali beroperasi di area abu-abu hukum. Meskipun banyak perusahaan fintech dan lembaga keuangan menggunakan jasa penagih utang, minimnya regulasi dan pelatihan membuat profesi ini rentan disalahgunakan.

“Kami akan mendalami apakah para pelaku bekerja untuk perusahaan penagihan resmi atau justru beroperasi liar,” tambah Hengki. Polisi juga berencana memanggil pihak-pihak terkait, termasuk manajemen perusahaan penagihan dan bank tempat korban bekerja, untuk klarifikasi lebih lanjut.

Keluarga Korban Hancur, Polisi Janji Proses Hukum Transparan
Keluarga korban yang ditemui di kediamannya di Depok menyatakan kesedihan yang mendalam. Istri korban, Rina Astuti, mengatakan suaminya dikenal sebagai pribadi yang ramah dan bertanggung jawab. “Ia tidak pernah bercerita ada ancaman atau masalah serius terkait pekerjaannya. Kami benar-benar hancur,” ujarnya sambil menahan air mata.

Pihak kepolisian menjamin bahwa proses hukum akan berjalan transparan dan adil. Keempat pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Baca juga: Perampok Bersenjata Diringkus di PIK 2, Aksi Heroik Satpam Jadi Sorotan Publik

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya