Bobotoh Berduka, Tragedi Usai Laga Persib vs PSIM Yogyakarta: Kronologi Kerusuhan, Dugaan Korban Meninggal, dan Gempita Duka di Dunia Maya

Bobotoh Berduka, Tragedi Usai Laga Persib vs PSIM Yogyakarta: Kronologi Kerusuhan, Dugaan Korban Meninggal, dan Gempita Duka di Dunia Maya

Bobotoh-Instagram-

Bobotoh Berduka, Tragedi Usai Laga Persib vs PSIM Yogyakarta: Kronologi Kerusuhan, Dugaan Korban Meninggal, dan Gempita Duka di Dunia Maya

Yogyakarta, 24 Agustus 2025 – Duka menyelimuti komunitas suporter Persib Bandung, Bobotoh, usai pertandingan pekan ke-6 Liga 2 Indonesia antara Persib Bandung melawan PSIM Yogyakarta yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, pada Minggu (24/8/2025). Pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 1-1 itu tak hanya meninggalkan catatan teknis, tapi juga tragedi kemanusiaan yang memicu kemarahan, keprihatinan, dan duka mendalam di jagat maya.



Sejak sore hingga malam hari, platform media sosial—terutama Twitter (X)—dibanjiri tagar #BobotohBerduka, yang bahkan sempat menduduki posisi trending topic nasional. Tagar ini menjadi simbol solidaritas dan ekspresi kesedihan mendalam setelah beredar kabar bahwa salah seorang Bobotoh dilaporkan meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi pasca-pertandingan.

Pertandingan Berjalan Normal, Tapi Berakhir Tragis
Laga antara Persib Bandung dan PSIM Yogyakarta dimulai pukul 15.30 WIB dengan tensi tinggi, mengingat rivalitas historis antara kedua tim dan basis suporter yang kuat. Meski tak berlangsung di Stadion GBLA, Bandung, laga ini tetap menarik perhatian ribuan suporter yang rela menempuh perjalanan jauh untuk mendukung tim kesayangan.

Skor 1-1 menjadi penutup pertandingan yang cukup ketat, dengan Persib sempat unggul lewat gol cepat di babak pertama, namun dibalas oleh PSIM di menit-menit akhir babak kedua. Setelah peluit panjang dibunyikan, para suporter dari kedua belah pihak mulai membubarkan diri secara tertib.



Namun, suasana damai itu tak bertahan lama.

Api Kerusuhan Mulai Berkobar: Kronologi Tragedi di Jalanan Yogyakarta
Pada pukul 17.30 WIB, rombongan Bobotoh mulai meninggalkan stadion menuju terminal dan tempat parkir, menggunakan bus, mobil pribadi, hingga kendaraan roda dua. Namun, di tengah perjalanan pulang, kabar mengejutkan mulai beredar: sebuah bus rombongan Bobotoh diduga menabrak seorang suporter PSIM atau pengendara yang diduga terkait dengan suporter tuan rumah.

Informasi ini cepat menyebar di kalangan suporter PSIM, yang langsung merasa terprovokasi. Emosi massa memanas. Dalam hitungan menit, kelompok suporter lokal mulai melakukan aksi sweeping di sejumlah titik jalan protokol di Yogyakarta, terutama di sekitar kawasan Bantul, Ring Road Selatan, hingga simpang Jalan Wates.

Tak lama berselang, bentrokan fisik antara suporter terjadi. Batu, botol, dan benda tajam dilontarkan. Beberapa kendaraan rombongan Bobotoh dikabarkan dilempari dan bahkan ada yang terguling. Aparat kepolisian yang berjaga sempat kewalahan mengendalikan situasi, terlebih karena massa yang terlibat cukup besar dan menyebar di beberapa lokasi.

Dugaan Korban Meninggal: Suara Terakhir yang Menyayat Hati
Yang membuat tragedi ini semakin menyedihkan adalah kabar tentang seorang Bobotoh yang diduga meninggal dunia akibat aksi sweeping dan kekerasan yang terjadi. Kabar ini pertama kali menyebar melalui platform TikTok, dalam unggahan akun @kodelsembilanbela yang membagikan sebuah Voice Note (VN) yang diyakini berasal dari korban sebelum kejadian fatal.

Dalam rekaman suara yang berdurasi singkat namun sangat menggugah, terdengar suara pria muda yang terengah-engah sambil berteriak, "Gue enggak selamat, bro... gue disweeping... tolong..." Suara itu kemudian menghilang, meninggalkan keheningan yang menyesakkan.

Unggahan tersebut disertai keterangan:

"VN terakhir korban MD (Meninggal Dunia) karena sweeping di Jogja. #BobotohBerduka"

Rekaman ini langsung viral, dibagikan ribuan kali di berbagai platform, termasuk Twitter, Instagram, dan WhatsApp. Banyak netizen yang terharu, marah, dan menuntut keadilan. Beberapa akun komunitas Bobotoh juga membagikan foto dan nama dugaan korban, meski belum bisa diverifikasi secara resmi.

Reaksi Massa dan Imbauan Kepada Suporter
Pasca-tragedi, gelombang duka mengalir deras di media sosial. Selain #BobotohBerduka, tagar seperti #JusticeForBobotoh, #StopKekerasanSuporter, dan #YogyakartaDarurat juga sempat menjadi tren.

Akun Twitter @Kikysptwn, yang dikenal sebagai pengamat sepakbola dan aktivis suporter, mengunggah cuitan yang menyentuh hati:

"Jangan datang ke kota orang dengan sombong. Hormati tuan rumah. Tapi jangan juga jadi pelaku kekerasan. Kita semua butuh koreksi diri. Agar tak ada lagi yang pulang tak kembali."

Cuitan ini mendapat respons luas, dengan banyak netizen yang setuju bahwa kedua pihak—suporter tamu maupun tuan rumah—perlu introspeksi. Namun, tak sedikit pula yang menyalahkan aparat keamanan karena dianggap lambat merespons dan gagal mencegah eskalasi kerusuhan.

Pernyataan Resmi dan Penyelidikan Polisi
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kepolisian Daerah (Polda) DIY belum memberikan pernyataan resmi terkait jumlah korban luka maupun dugaan kematian. Namun, sumber dari rumah sakit di Bantul dan Yogyakarta mengonfirmasi bahwa ada sejumlah orang yang dilarikan ke IGD dengan luka lebam, memar, dan trauma benda tumpul.

Sementara itu, manajemen Persib Bandung melalui akun resmi klub, menyampaikan duka mendalam dan meminta semua pihak menahan diri. Mereka juga menyatakan akan membentuk tim investigasi internal untuk mengumpulkan data dan membantu proses hukum.

"Kami turut berduka atas insiden yang terjadi. Keselamatan suporter adalah prioritas. Kami mendesak pihak berwenang untuk mengusut tuntas peristiwa ini," tulis akun @Persib.

Refleksi: Ketika Gairah Sepakbola Berubah Jadi Tragedi
Tragedi ini kembali mengingatkan bahwa fanatisme suporter harus diimbangi dengan disiplin, kesadaran, dan rasa hormat. Meski sepakbola adalah olahraga yang penuh gairah, ia tak seharusnya menjadi alasan untuk kekerasan.

Insiden di Yogyakarta mengingatkan kita pada tragedi-tragedi masa lalu, seperti Kanjuruhan 2022, yang menewaskan ratusan nyawa. Kini, satu lagi duka menghampiri dunia sepakbola Indonesia, kali ini dari komunitas Bobotoh yang dikenal militan namun selama ini berusaha menjaga citra positif.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya