Argo Ericko Achfandi Anaknya Siapa? Inilah Biodata Mahasiswa FH UGM yang Tewas Ditabrak Christiano Pengarapenta P, Pengemudi BMW Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Argo-Instagram-
Argo Ericko Achfandi Anaknya Siapa? Inilah Biodata Mahasiswa FH UGM yang Tewas Ditabrak Christiano Pengarapenta P, Pengemudi BMW Benarkah Bukan Orang Sembarangan?
Profil Tampang Argo Ericko Achfandi Mahasiswa FH UGM yang Tewas Ditabrak Christiano Pengarapenta P, Pengemudi BMW Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG
Siapa Argo Ericko Achfandi Mahasiswa FH UGM yang Tewas Ditabrak Christiano Pengarapenta P, Pengemudi BMW Begini Kronologinya
Tragedi di Jalan Palagan: Kisah Hidup Argo Ericko Achfandi, Mahasiswa FH UGM yang Tewas Ditabrak Pengemudi BMW
Sebuah tragedi maut terjadi di Jalan Palagan, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu, 24 Mei 2025. Seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Argo Ericko Achfandi, meninggal dunia setelah ditabrak oleh sebuah mobil BMW dengan nomor polisi B-1442-NAC yang dikemudikan oleh Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan.
Peristiwa ini sontak menyedot perhatian publik, khususnya kalangan mahasiswa UGM dan masyarakat luas yang merasa prihatin atas kehilangan seorang pemuda berprestasi dan penuh semangat juang. Nama Argo menjadi sorotan tidak hanya karena ia korban kecelakaan tragis, tetapi juga karena kisah hidupnya yang sangat menginspirasi.
Siapa Itu Argo Ericko Achfandi?
Argo Ericko Achfandi adalah mahasiswa angkatan 2024 di Fakultas Hukum UGM. Ia berasal dari Cilodong, Depok, Jawa Barat, dan merupakan seorang mahasiswa rantau yang tinggal di Yogyakarta untuk menuntut ilmu. Usianya baru 19 tahun saat tragedi itu terjadi.
Argo dikenal sebagai sosok yang ramah, rendah hati, dan gigih dalam menempuh pendidikannya. Ia bukan hanya sekadar murid yang pintar, tetapi juga individu yang memiliki jiwa kepemimpinan dan rasa empati tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.
Perjalanan Hidup yang Menginspirasi
Dari informasi yang tercatat di situs resmi BSI Maslahat (bsimaslahat.or.id), Argo membagikan kisah hidupnya yang penuh tantangan. Meskipun awal hidupnya tergolong nyaman, nasib berkata lain ketika ayahnya meninggal saat Argo masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 2, tepatnya pada usia 7 tahun.
Setelah kepergian sang ayah, tanggung jawab keluarga sepenuhnya diemban oleh ibunya. Argo menggambarkan sang ibu sebagai wanita luar biasa yang rela bekerja keras demi memberikan yang terbaik untuk kedua anaknya, termasuk biaya pendidikan Argo hingga perguruan tinggi.
Kehidupan yang tidak mudah justru menjadi pemicu semangat Argo untuk terus maju. Ia tidak pernah menyerah meski harus menghadapi berbagai kesulitan finansial maupun emosional. Perjuangan ibunya menjadi motivasi besar baginya untuk mengejar cita-cita, salah satunya bisa kuliah di universitas ternama seperti UGM.
Keluarga dan Latar Belakang Orang Tua
Meski tidak secara spesifik menyebutkan identitas atau pekerjaan orang tua, Argo pernah menulis bahwa ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Setelah ditinggal ayahnya, ia dibesarkan oleh sang ibu bersama adiknya.
Ibunya menjadi panutan utama bagi Argo. Dari perjuangan itulah ia belajar tentang arti kerja keras, pengorbanan, dan ketekunan. Hal tersebut membentuk karakter Argo yang tangguh dan penuh dedikasi terhadap masa depannya.
Reaksi Masyarakat Pasca-Tragedi
Kabar meninggalnya Argo membuat geger banyak pihak, terutama rekan-rekan sesama mahasiswa di UGM dan warganet di media sosial. Banyak netizen yang turut berduka dan mendesak agar proses hukum terhadap pengemudi BMW, Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan, dilakukan secara transparan dan tegas.
Mahasiswa FH UGM dan berbagai elemen masyarakat menuntut keadilan untuk Argo. Mereka menilai bahwa pelaku harus bertanggung jawab penuh atas insiden yang telah merenggut nyawa seorang generasi muda potensial.