Siapa Yogi Nofriko? Perawat yang Lakukan Sunat Laser di Jambi: Alat Kelamin Bocah 10 Tahun Terputus, Diduga Lakukan Malpraktik

Siapa Yogi Nofriko? Perawat yang Lakukan Sunat Laser di Jambi: Alat Kelamin Bocah 10 Tahun Terputus, Diduga Lakukan Malpraktik

pisau--

Siapa Yogi Nofriko? Perawat yang Lakukan Sunat Laser di Jambi: Alat Kelamin Bocah 10 Tahun Terputus, Diduga Lakukan Malpraktik

Sebuah kejadian memilukan terjadi di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun mengalami cedera serius akibat dugaan malpraktik yang dilakukan oleh seorang oknum perawat bernama Yogi Nofriko. Akibat tindakan tersebut, alat kelamin korban terpotong saat menjalani proses khitan atau sunat dengan metode laser.



Kejadian ini mulai mencuat setelah unggahan dari akun Instagram @lets.talkandenjoy menyebar luas di media sosial. Dalam postingannya, disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada bulan Oktober 2024 silam di sebuah tempat praktik mandiri milik Yogi Nofriko di Kecamatan Kayu Aro. Yang lebih memprihatinkan lagi, klinik tempat tindakan itu dilakukan ternyata tidak memiliki izin resmi alias ilegal.

Proses Khitan Berujung Tragedi
Kronologi menyebutkan bahwa orang tua korban membawa anaknya untuk melakukan khitan menggunakan teknologi laser, yang dianggap lebih modern dan minim risiko komplikasi dibandingkan metode tradisional. Namun, justru tindakan inilah yang berujung pada tragedi tak terlupakan bagi sang anak.

Setelah prosedur selesai, korban diketahui mengalami kesulitan buang air kecil serta rasa sakit yang luar biasa. Orang tua pun langsung membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Di sinilah fakta mengerikan terungkap: bagian ujung alat kelamin korban telah terpotong dan tidak bisa disambung kembali.



Menurut penjelasan dokter yang menangani kasus ini, kondisi fisik korban sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan penyambungan. Solusi yang tersisa hanyalah membuat saluran kencing alternatif agar si anak tetap bisa buang air kecil secara normal.

“Hanya bisa buat saluran kencing, sampai sekarang masalahnya masih saluran kencing masih tersumbat,” ungkap Dian Tiara, ibu korban, dengan nada sedih dan kesal.

Tanggung Jawab Tak Ditunaikan, Keluarga Korban Speak Up
Awalnya, pihak keluarga korban masih percaya bahwa Yogi Nofriko akan bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan dan pemulihan korban. Sayangnya, beberapa pekan terakhir, janji tersebut seperti diabaikan begitu saja. Tak ada kabar maupun upaya nyata dari Yogi untuk memberikan dukungan baik secara finansial maupun moral kepada keluarga korban.

Hal inilah yang akhirnya memicu ibu korban untuk meluapkan kekecewaannya melalui media sosial. Curhatan emosional yang ia bagikan berhasil menyita perhatian publik dan viral dalam waktu singkat. Tak hanya cerita pilu sang ibu, foto dan identitas Yogi Nofriko juga tersebar luas, membuat pelaku menjadi buronan netizen.

Dalam unggahan tersebut, banyak warganet yang menyatakan kemarahan mereka terhadap perilaku Yogi. Mereka menuntut aparat berwenang segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban dan keluarga.

Klinik Ilegal dan Maraknya Praktik Sunat Mandiri
Kasus ini juga mengungkap fenomena maraknya praktik khitan mandiri yang dilakukan oleh tenaga medis non-dokter, seperti perawat, tanpa pengawasan ketat dan fasilitas memadai. Meski dalam beberapa kasus sunat dapat dilakukan oleh tenaga medis terlatih, praktik semacam ini tetap harus dilakukan di bawah supervisi dokter dan di fasilitas kesehatan yang berizin.

Sayangnya, di banyak daerah, praktik sunat masih dianggap sebagai ritual biasa yang bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh oknum-oknum yang tidak memiliki kapabilitas penuh. Hal ini tentu sangat berisiko dan membahayakan keselamatan pasien, terlebih jika dilakukan terhadap anak-anak.

Trauma Berat Bagi Korban
Selain dampak fisik yang parah, korban juga mengalami trauma psikologis yang mendalam. Anak tersebut kerap menangis karena rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan. Selain itu, kondisi fisiknya juga bisa memengaruhi perkembangan mental dan emosinya di masa depan jika tidak ditangani dengan tepat.

Pihak keluarga kini tengah berjuang keras untuk mendapatkan dukungan medis dan bantuan psikologis bagi anaknya. Mereka juga meminta agar pihak berwenang segera mengambil langkah hukum terhadap Yogi Nofriko agar kasus ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Penegakan Hukum Masih Dinanti
Sampai berita ini diturunkan, keberadaan Yogi Nofriko belum diketahui pasti. Pihak keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap pelaku segera ditemukan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Masyarakat juga mulai ramai-ramai menyerukan perlunya regulasi lebih ketat terhadap praktik-praktik kesehatan yang dilakukan di luar fasilitas resmi. Netizen menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang bahaya memilih layanan kesehatan yang tidak profesional.

Baca juga: Ida Bagus Arya Tedja Dituding Jadi Pelaku Pelecehan Siswi SMA Bogor, Netizen Seret Nama ke Media Sosial

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya