Profil Tampang Instruktur Pilates di Jakarta Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

pilates-pixabay-
Profil Tampang Instruktur Pilates di Jakarta Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram
VIRAL! Instruktur Pilates di Jakarta Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Korban Ceritakan Kronologi Menjijikkan
Dunia olahraga khususnya komunitas pilates di Jakarta digegerkan oleh sebuah kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang instruktur pria. Kabar ini menyebar luas dan menjadi viral di media sosial, terutama di Twitter, setelah salah satu korban membagikan pengalaman buruknya melalui untaian cuitan (utas) pada 29 Mei 2025.
Akun Twitter @orchidpoison mengunggah dua tangkapan layar dari platform Thread yang berisi cerita dari seorang korban. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa pelaku merupakan seorang instruktur pilates yang bekerja di salah satu studio ternama di Jakarta. Lebih mengejutkan lagi, dugaan pelecehan ini tidak hanya terjadi sekali atau kepada satu orang korban, melainkan beberapa kali dan dialami oleh lebih dari satu peserta kelas.
Kronologi Pelecehan yang Membuat Banyak Orang Geram
Dalam utas tersebut, akun @liannaaw menjelaskan secara rinci kejadian yang membuat para peserta pilates merasa tidak aman. Salah satu korban menceritakan bahwa saat sedang melakukan gerakan membungkuk, instruktur tersebut sengaja mendekatkan alat vitalnya yang dalam kondisi ereksi ke bagian pantat korban.
“Kejadiannya kurang lebih kan lagi gerakan yang dia nunduk gitu loh. Terus tu coach nempelin alat vitalnya ke deket pantatnya si korban, lagi ereksi. Nah kejadian dia kelas pagi. Terus pas kelas siang ada lagi kejadian kayaknya ke orang lain,” tulisnya.
Setelah kejadian kedua, salah satu korban memberanikan diri untuk speak up. Keberanian korban tersebut ternyata memicu respon cepat dari manajemen studio. Instruktur tersebut langsung diberhentikan dari tempat kerjanya.
Sayangnya, meskipun sudah dikeluarkan dari studio tersebut, pelaku diduga masih aktif mengajar di studio pilates lainnya. Hal ini tentu saja menimbulkan kecemasan besar di kalangan wanita yang ingin mengikuti kelas olahraga, namun takut akan risiko pelecehan.
Reaksi Netizen: Kecaman hingga Dukungan untuk Korban
Utas ini dengan cepat menjadi viral dan telah ditayangkan lebih dari 338,6 ribu kali di Twitter. Ribuan komentar pun bermunculan, mulai dari dukungan untuk para korban hingga kecaman keras terhadap perilaku pelaku.
“Lagi rame kasus pelecehan di studio pilates ya. Sangat disayangkan, dan sangat mendukung korban untuk speak up. Pelaku harus malu, bukan korban yang harus malu. Pelaku masih ngajar soalnya di studio pilates lain, serem,” tulis akun @bitterhanny.
Sejumlah netizen juga turut membagikan pengalaman pribadi mereka terkait situasi serupa di studio olahraga. Ada yang menyampaikan ketakutan untuk mengambil kelas dengan instruktur pria karena trauma. Sementara yang lain menyarankan agar dibuat studio khusus perempuan agar bisa menciptakan ruang aman bagi kaum wanita.
“Aku pernah diajak yoga bareng kenalan. Kaget instrukturnya cowok. Aku sudah mau balik, tapi temanku bilang 'gapapa dia banci'. Selama yoga aku heran kok gerakannya makin aneh, gerakannya yang bikin baju kita kebuka terus dia yang benerin. Aku stop gak ngikutin diem aja di atas matras,” ujar akun @afteredawn.
Harapan Agar Studio Olahraga Lebih Selektif dan Responsif
Kasus ini menjadi sorotan penting bagi seluruh pemilik dan manajemen studio olahraga, terutama yang memiliki instruktur pria. Netizen banyak yang menyerukan perlunya sistem seleksi yang lebih ketat, serta adanya mekanisme pelaporan dan penanganan pelecehan yang transparan dan cepat.
“Makannya gue setuju banget kalau gym cowo dan cewek tuh dibikin terpisah. Karena inilah yang terjadi kalau cowok dibiarin di tempat cewek buat gym dan studio pilates. Plis bikin tempat khusus cewek aja,” tandas akun @bellispperennis.
Selain itu, banyak juga yang mengimbau agar para korban tidak merasa malu dan tetap berani bersuara. Mereka menegaskan bahwa pelaku lah yang harus dipermalukan, bukan korban.