Siapa HRD yang Bilang Job Fair di Bekasi Hanya Formalitas? Benarkah Kini Terancam di Pecat?

Siapa HRD yang Bilang Job Fair di Bekasi Hanya Formalitas? Benarkah Kini Terancam di Pecat?

Hrd-Instagram-

Siapa HRD yang Bilang Job Fair di Bekasi Hanya Formalitas? Benarkah Kini Terancam di Pecat?
Viral Ricuh Job Fair di Bekasi: Formalitas atau Benar-Benar Mencari Kerja?

Pada Selasa (27/5/2025), ajang pameran lowongan kerja atau yang lebih dikenal dengan sebutan Job Fair kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, sebuah acara bertajuk "Bekasi Pasti Kerja Expo" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi di President University, Cikarang Utara, justru berujung ricuh.



Dengan jumlah pengangguran di Indonesia yang masih cukup tinggi, tidak mengherankan jika ribuan hingga puluhan ribu pencari kerja memadati lokasi acara. Sayangnya, antusiasme besar dari para pelamar pekerjaan tersebut tidak diimbangi dengan pengaturan yang memadai. Alhasil, situasi menjadi tidak terkendali dan memicu kekacauan.

Desak-desakan hingga Adu Jotos di Lokasi Job Fair
Sejak pagi hari, ratusan bahkan ribuan warga sudah memadati area President University. Mereka rela berdesak-desakan demi mendapatkan kesempatan melamar pekerjaan yang ditawarkan dalam acara ini. Namun, ketegangan mulai muncul saat para peserta berebut untuk memindai QR Code yang menampilkan daftar perusahaan peserta pameran.

Pamflet QR Code ditempelkan di dinding, dan begitu banyaknya orang yang ingin mengakses informasi tersebut, membuat suasana semakin panas. Desakan tak terhindarkan, emosi meledak-ledak, dan akhirnya terjadi adu fisik antarpencari kerja.



Akibat desakan yang sangat kuat, beberapa orang dilaporkan pingsan dan mengalami cedera ringan. Banyak juga yang merasa kelelahan setelah menunggu sejak pagi tanpa kejelasan.

Padahal, kuota awal yang disiapkan oleh penyelenggara hanya sekitar 2.000 pelamar untuk kloter pertama. Namun, jumlah pencari kerja yang hadir diperkirakan mencapai lebih dari 25.000 orang. Lonjakan jumlah peserta inilah yang menjadi salah satu faktor utama terjadinya kericuhan.

Data Pengangguran Masih Tinggi, Antusiasme Warga Sulit Diredam
Kondisi ini mencerminkan betapa tingginya angka pengangguran di Tanah Air. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 153,05 juta orang. Jumlah ini naik sekitar 3,67 juta dari Februari 2024 lalu.

Dari total angkatan kerja tersebut, sebanyak 145,77 juta orang termasuk dalam kategori bekerja, meningkat 3,59 juta dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2025 tetap saja menyentuh angka 4,76%.

Yang lebih mencemaskan adalah fakta bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang, naik sekitar 80 ribu atau 1,1% dari Februari 2024. Artinya, meskipun secara persentase ada penurunan, jumlah absolut pengangguran justru meningkat.

Job Fair Dianggap Hanya Formalitas Belaka
Di tengah ramainya pemberitaan tentang kericuhan di Job Fair Bekasi, muncul kabar mengejutkan dari kalangan HRD (Human Resources Development) sebuah perusahaan swasta. Ia membocorkan informasi bahwa sejumlah perusahaan hanya mengikuti Job Fair karena tekanan pemerintah, bukan karena sedang benar-benar membuka lowongan kerja.

Kabar ini pun menyebar luas di media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga Twitter (X). Banyak netizen yang ikut berkomentar dan mengatakan bahwa 90% Job Fair hanya menjadi formalitas belaka.

Beberapa komentar menyebutkan bahwa perusahaan dipaksa oleh pemerintah untuk mengambil bagian dalam acara tersebut, padahal mereka tidak sedang membuka rekrutmen. Hal ini tentu saja memicu kekecewaan besar dari para pencari kerja yang datang dengan harapan besar.

Membuang Tenaga, Biaya, dan Harapan
Tidak sedikit pula yang memberikan saran agar masyarakat lebih memilih menggunakan platform digital seperti aplikasi pencari kerja. Platform seperti Jobstreet, Kalibrr, Glints, dan lainnya dinilai lebih efektif karena bisa langsung melihat perusahaan mana yang benar-benar membuka lowongan.

Selain itu, menggunakan aplikasi digital juga menghemat biaya transportasi, tenaga, dan waktu. Banyak yang berpendapat bahwa mengikuti Job Fair hanya akan membuang ongkos dan biaya print dokumen lamaran kerja.

Namun, meski banyak kritik, masih ada juga masyarakat yang percaya bahwa Job Fair tetap memiliki manfaat, asalkan dikelola dengan baik dan transparan.

PR Besar bagi Pemerintah
Kejadian ricuh di Job Fair Bekasi menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah. Ini adalah tanda bahwa sistem rekrutmen tenaga kerja masih jauh dari ideal dan butuh evaluasi menyeluruh.

Baca juga: Nonton Drakor Second Shot at Love Episode 7-8 Sub Indo serta Link dan Spoiler Bukan LK21 tapi di KST: Seo Ui Joon Terus Berusaha Membuktikan Ketulusannya

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya