Apakah Kentang Bertunas Bisa Sebabkan Keracunan? Inilah Kronologi Pasutri TKI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Keracunan Kentang

Apakah Kentang Bertunas Bisa Sebabkan Keracunan? Inilah Kronologi Pasutri TKI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Keracunan Kentang

kentang-pixabay-

Apakah Kentang Bertunas Bisa Sebabkan Keracunan? Inilah Kronologi Pasutri TKI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Keracunan Kentang
Kentang Bertunas Bisa Sebabkan Keracunan, Benarkah Berbahaya? Kasus Tragis Pasutri TKI di Jepang Memicu Kewaspadaan

Belakangan ini, jagat media sosial digegerkan oleh kabar meninggalnya sepasang suami istri warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang. Dugaan sementara, kematian mereka disebabkan oleh keracunan akibat mengonsumsi kentang bertunas. Kabar ini pun memicu kekhawatiran dan pertanyaan besar di masyarakat: sebenarnya, apakah kentang bertunas berbahaya?



Kentang Bertunas, Ancaman Tersembunyi di Dapur
Kentang merupakan salah satu bahan pangan yang sangat populer di dunia, termasuk di Indonesia. Selain mudah diolah, kentang juga menjadi alternatif pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat. Namun, tahukah Anda bahwa kentang yang sudah bertunas atau berubah warna menjadi hijau bisa justru membahayakan kesehatan?

Kasus pasutri TKI di Jepang ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk lebih teliti dalam memilih dan menyimpan kentang. Menurut informasi yang beredar, kedua korban ditemukan tidak sadarkan diri di apartemen mereka setelah mengonsumsi hidangan dari kentang yang sudah mulai bertunas.

Apa Itu Solanin dan Mengapa Berbahaya?
Dari hasil investigasi awal, kentang yang dikonsumsi tersebut diduga mengandung kadar glycoalkaloids tinggi, terutama senyawa bernama solanin . Senyawa ini adalah racun alami yang diproduksi oleh tanaman dari keluarga Solanaceae , seperti kentang, tomat, terong, hingga cabai.



Secara alami, solanin berfungsi sebagai perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Namun, ketika dikonsumsi manusia dalam jumlah berlebih, zat ini bisa memicu gejala keracunan yang berpotensi fatal.

Yang lebih mengejutkan, solanin tidak mudah hilang meskipun kentang telah dimasak dengan cara digoreng, direbus, atau dikukus. Bahkan paparan sinar matahari atau penyimpanan yang tidak tepat dapat memicu peningkatan produksi solanin di dalam kentang.

Tanda Kentang Sudah Tidak Aman untuk Dimakan
Salah satu indikator utama bahwa kentang sudah tidak aman dikonsumsi adalah perubahan warna menjadi hijau pada bagian kulit atau dagingnya. Warna hijau tersebut menunjukkan adanya peningkatan klorofil, yang biasanya diiringi dengan naiknya kadar solanin.

Selain itu, tunas-tunas kecil yang mulai tumbuh di permukaan kentang juga menjadi indikasi bahwa kentang tersebut sudah terlalu lama disimpan dan kemungkinan besar mengandung racun dalam jumlah signifikan.

Menurut Health Canada, batas aman konsumsi solanin adalah 20 mg per 100 gram kentang segar . Gejala keracunan ringan bisa muncul jika seseorang mengonsumsi 2–5 mg solanin per kilogram berat badannya. Sementara dosis mematikan bisa terjadi pada kisaran 3–6 mg/kg berat badan .

Gejala Keracunan Solanin yang Perlu Diwaspadai
Keracunan solanin bisa menimbulkan berbagai gejala yang berbeda-beda tergantung dosis dan kondisi tubuh penderitanya. Beberapa gejala umum meliputi:

Mual dan muntah
Sakit kepala dan pusing
Nyeri perut serta diare
Halusinasi dan gangguan penglihatan
Detak jantung tidak teratur (aritmia)
Pingsan bahkan kematian
Pada kasus yang parah, keracunan solanin bisa menyebabkan komplikasi pada sistem saraf dan jantung, serta berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Viral di Twitter, Netizen Bagikan Pengalaman dan Tips
Setelah kabar ini menyebar, banyak netizen di platform Twitter yang ikut berkomentar dan berbagi pengalaman. Salah satunya akun @eggcellen yang menjelaskan risiko mengonsumsi kentang bertunas.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya