Profil Tampang Odilia Aleta Davena Mahasiswi ITB yang Meninggal Dunia Karen Kecelakaan Maut di Jatinangor, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG

ilustrasi-pixabay-

Profil Tampang Odilia Aleta Davena Mahasiswi ITB yang Meninggal Dunia Karen Kecelakaan Maut di Jatinangor, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG
Siapa Odilia Aleta Davena? Mahasiswi ITB yang Meninggal Dunia Karen Kecelakaan Maut di Jatinangor

Tragedi Kecelakaan Mahasiswi ITB di Jatinangor: Kronologi, Reaksi Publik, dan Seruan Perbaikan Infrastruktur

Kabar duka datang dari Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia. Seorang mahasiswinya, Odilia Aleta Davena, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Senin, 5 Juni 2025. Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar kampus maupun masyarakat luas.

Odilia yang lahir pada 19 Juli 2007 adalah mahasiswa Program Studi Oseanografi di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB. Ia merupakan putri asal Jawa Timur yang tengah menempuh pendidikan tingginya di Bandung. Nama Odilia menjadi viral di media sosial setelah kabar kematiannya beredar luas dan memicu banyak ucapan belasungkawa dari sesama mahasiswa hingga netizen.

Kronologi Kecelakaan
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 19.50 WIB di Jalan Ir. Soekarno, Jatinangor. Saat itu, Odilia sedang mengendarai sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi belum diketahui secara resmi. Ia sedang dalam perjalanan menuju Jatinangor Town Square Mall, sebuah pusat perbelanjaan di wilayah tersebut.

Saat hendak berbelok ke kanan, Odilia diduga tidak sempat menghindari sebuah truk tronton besar yang melintas di jalur yang sama. Tabrakan pun tak terhindarkan. Odilia terlindas oleh truk tersebut dan mengalami luka-luka sangat parah.

Warga sekitar yang melihat kejadian langsung berusaha memberikan pertolongan pertama dan membawa korban ke Rumah Sakit AMC Cileunyi. Sayangnya, nyawa Odilia tidak dapat diselamatkan meskipun telah mendapat penanganan medis intensif.

Respons Resmi dari ITB
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Institut Teknologi Bandung menyampaikan kabar duka melalui akun Twitter resminya, @itbofficial. Pernyataan resmi tersebut ditujukan kepada seluruh civitas akademika ITB dan masyarakat umum.

"Rektor, Pimpinan, dan Segenap Keluarga Besar ITB turut berduka cita atas berpulangnya Odilia Aleta Davena, Mahasiswa Program Sarjana, Program Studi Oseanografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB. Semoga Mendiang mendapat tempat mulia di sisi-Nya," tulis pihak ITB dalam unggahan tersebut.

Ucapan dukacita juga membanjiri kolom komentar unggahan tersebut. Banyak alumni, teman kuliah, serta netizen yang merasa kehilangan sosok muda yang dikenal aktif dan berprestasi.

Jalur Jatinangor Dinilai Berbahaya
Kecelakaan yang menimpa Odilia kembali membuka mata publik akan kondisi infrastruktur jalan di Jatinangor. Wilayah ini merupakan kawasan pendidikan yang dihuni oleh beberapa institusi ternama seperti ITB, Universitas Padjadjaran (Unpad), Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), dan Institut Komputer Indonesia (IKOPIN).

Sayangnya, jalur utama yang menghubungkan kampus-kampus tersebut sering dilalui kendaraan besar seperti truk dan bus. Padahal, lebar jalan relatif sempit dan sering kali digunakan oleh para pengendara sepeda motor dan mobil pribadi yang notabene adalah mahasiswa dan staf kampus.

Akun Twitter @Basudewakrsn ikut angkat bicara mengenai hal ini. Ia memberikan usulan kepada pihak berwenang agar kendaraan besar dialihkan dari jalur pendidikan demi keselamatan bersama.

"Betul mohon bapak @DediMulyadi71 bisa mengarahkan rekayasa jalan. Untuk kendaraan Besar (Truk dan bis) untuk tidak melewati jalur area pendidikan (ITB, UNPAD, STPDN, IKOPIN). Truk/bis bisa masuk pintu tol Cileunyi keluar tol Pamulihan dan sebaliknya."

"Police Hazard", Istilah untuk Jalur Berbahaya
Lebih lanjut, akun tersebut menyebut bahwa jalur Jatinangor layak disebut sebagai police hazard —istilah yang digunakan untuk jalan dengan risiko kecelakaan tinggi. Hal ini didukung oleh fakta bahwa jalan tersebut sering dilewati kendaraan besar yang melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan kondisi jalan tidak memadai untuk menampung arus lalu lintas semacam itu.

Selain itu, minimnya rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, serta marka jalan yang kurang jelas turut memperburuk situasi. Banyak warga dan mahasiswa yang sudah lama mengeluhkan kondisi tersebut, namun belum ada solusi signifikan dari pemerintah daerah atau instansi terkait.

Baca juga: NO SENSOR! Nonton Film Semi Filipina Sorority Sub Indo Adegan Hot dari Bukan Azi Acosta dan Apple Dy di LK21 tapi di Vivamax