Benarkah Pendaftaran SIMAK UI 2025 Sudah Tidak Bisa Menggunakan KIP Kuliah? Begini Solusinya

Benarkah Pendaftaran SIMAK UI 2025 Sudah Tidak Bisa Menggunakan KIP Kuliah? Begini Solusinya

Ui-Instagram-

Benarkah Pendaftaran SIMAK UI 2025 Sudah Tidak Bisa Menggunakan KIP Kuliah? Begini Solusinya
KIP-K Tidak Berlaku untuk Pendaftaran SIMAK UI 2025, Warganet Kecewa
Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang digagas oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, sejak beberapa tahun lalu telah menjadi harapan besar bagi putra-putri terbaik bangsa yang memiliki prestasi gemilang namun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Program ini dirancang untuk membantu biaya pendidikan tinggi, mulai dari pendaftaran hingga masa studi berlangsung.

Sebelum bernama KIP-K, program ini dikenal dengan nama Bidikmisi. Dengan adanya program ini, banyak mahasiswa tidak mampu bisa menempuh pendidikan di universitas impiannya tanpa harus dibebani biaya yang tinggi. Sayangnya, di tahun 2025, Universitas Indonesia (UI) mengambil kebijakan baru yang menyatakan bahwa pendaftaran Seleksi Masuk Universitas Indonesia (SIMAK UI) tidak lagi dapat menggunakan kartu KIP-K sebagai metode pembayaran.



Pengumuman ini pertama kali mencuat setelah sebuah cuitan dari akun Twitter @fafaafhaz_ pada Kamis, 5 Juni 2025, viral di media sosial. Akun tersebut awalnya mengirimkan email kepada pihak UI untuk mempertanyakan mekanisme pendaftaran SIMAK UI menggunakan KIP-K.

“Halo selamat malam min, maaf mau tanya mengenai pendaftaran SIMAK UI melalui KIP-K itu teknisnya bagaimana ya? Lalu cara pendaftarannya bagaimana?” tulis pengguna tersebut dalam emailnya.

Namun, jawaban dari pihak UI membuat calon mahasiswa tersebut kecewa. Dalam balasannya, pihak Direktorat Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UI menyatakan bahwa pendaftaran SIMAK UI 2025 tidak dapat menggunakan KIP-K dan harus dilakukan dengan pembayaran secara mandiri.



“Menurut informasi dari Direktorat PMB UI, pendaftaran SIMAK UI tahun 2025 tidak dapat menggunakan KIP Kuliah. Silahkan melakukan pembayaran secara pribadi,” demikian bunyi jawaban resmi dari UI.

Akibat jawaban tersebut, pengguna Twitter itu pun merasa kehilangan semangat untuk melanjutkan proses pendaftaran. Ia bahkan menulis cuitan emosional: “GUYS FIX SIMAK UI 2025 GA BISA PAKE KIP-K:) pupus sudah harapan wkwk, gue fix gaakan daftar ui tahun ini:) sorry ui.”

Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan kritik terhadap redaksi pernyataan dari pihak UI yang dinilainya ambigu. “Aku juga bingung kalau pun KIP-K nya hanya ga bisa cover uang pendaftaran, harusnya disitu humas UI nyantuminnya 'uang pendaftaran' bukan 'pendaftaran', jadi kesannya ya memang seperti ga bisa daftar pake KIP-K,” tambahnya.

Ia juga menyoroti fakta bahwa di tahun-tahun sebelumnya, peserta SIMAK UI masih bisa menggunakan KIP-K untuk pendaftaran. “Tahun lalu itu simak UI bisa daftar pake KIP-K malah kak, dicover biaya pendaftarannya, cuman memang untuk tahun ini Simak UI ga buka pendaftaran bagi pengguna KIP-K, cuman saya kurang tau kalo tetep daftar, terus nanti ketika keterima bisa ngajukan KIP-K atau tidaknya,” ujarnya.

Rektor UI Resmikan Kuliah Gratis untuk Anak Dosen dan Tenaga Pendidik
Di sisi lain, beberapa waktu lalu, tepatnya pada 2 Juni 2025, Rektor UI Prof. Heri Hermansyah sempat menyatakan dukungan terhadap program kuliah gratis yang merupakan bagian dari visi pemerintah Presiden Prabowo Subianto. Melalui Surat Keputusan Rektor, UI memberikan akses beasiswa penuh bagi putra-putri dosen dan tenaga pendidik yang berhasil lolos seleksi jalur tes atau Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Heri Hermansyah menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya untuk memperluas akses pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan, serta mendukung pencapaian Asta Cita, salah satu program prioritas nasional.

Harapan dari Masyarakat Agar UI Lebih Inklusif
Meski langkah UI memberikan kuliah gratis bagi anak dosen dinilai positif, sejumlah kalangan berharap agar universitas negeri tertua di Indonesia ini juga lebih inklusif terhadap calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Bagi mereka, akses pendidikan tinggi seharusnya tidak hanya terbuka lebar bagi golongan tertentu, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk yang berasal dari lapisan bawah.

Baca juga: Profil Biodata Lindswell Kwok Mantan Atlet Wushu Ikut Komentari Pemberian Jam Rolex dari Prabowo untuk Timnas Indonesia, Lengkap: Umur, Agama dan IG

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya