Siapa Anak dan Istri Brigadir Nurhadi yang Ditemukan Tewas di Kolam Renang Vila Pribadi di Gili Trawangan, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Siapa Anak dan Istri Brigadir Nurhadi yang Ditemukan Tewas di Kolam Renang Vila Pribadi di Gili Trawangan, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Nurhadi-Instagram-

Siapa Anak dan Istri Brigadir Nurhadi yang Ditemukan Tewas di Kolam Renang Vila Pribadi di Gili Trawangan, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?
Profil Tampang Brigadir Nurhadi yang Ditemukan Tewas di Kolam Renang, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram
Tragedi Kematian Brigadir Nurhadi: Kronologi, Dugaan Penganiayaan hingga Penetapan Dua Tersangka
Sosok Kompol I Made Yogi Purusa dan Ipda Haris Chandra Diduga Pembunuh Brigadir Nurhadi
Dunia kepolisian kembali dikejutkan dengan peristiwa duka yang menimpa seorang anggota Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Muhammad Nurhadi. Ia ditemukan tewas secara tragis di sebuah kolam renang vila pribadi di Gili Trawangan, Lombok Utara, pada Rabu, 16 April 2025. Kepergiannya menyisakan duka mendalam bagi keluarga terutama sang istri dan anak semata wayangnya.

Namun, yang membuat kasus ini menjadi sorotan publik adalah adanya dugaan kuat bahwa kematian Brigadir Nurhadi bukanlah murni kecelakaan atau tenggelam biasa, melainkan akibat penganiayaan berat yang dilakukan oleh oknum aparat sendiri.



Sosok Brigadir Muhammad Nurhadi
Brigadir Muhammad Nurhadi merupakan personel Polri yang bertugas di Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTB. Ia dikenal sebagai sosok yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Sebelum tragedi itu terjadi, Nurhadi diketahui sedang menginap di sebuah villa eksklusif di Gili Trawangan bersama dua atasannya, yakni Kompol I Made Yogi Purusa dan Ipda Haris Chandra.

Sayangnya, rekreasi singkat tersebut harus berakhir dengan tragedi memilukan. Nurhadi ditemukan tak bernyawa di dalam kolam renang villa tersebut. Awalnya, kematian Nurhadi diduga akibat tenggelam. Namun, hasil otopsi dan ekshumasi kemudian membongkar fakta mencengangkan.

Bukti Otopsi Tunjukkan Tanda-Tanda Kekerasan
Setelah dilakukan autopsi oleh tim forensik, ditemukan sejumlah luka memar dan tanda-tanda kekerasan fisik di tubuh Nurhadi. Hal ini memicu dugaan bahwa ia menjadi korban penganiayaan sebelum akhirnya meninggal dunia. Informasi ini mulai tersebar luas melalui berbagai media sosial, termasuk cuitan dari akun @Heraloebss yang menyebutkan bahwa jenazah Nurhadi memiliki bekas benturan keras dan cedera yang tidak wajar.



"Jenazah korban ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan," demikian isi cuitan tersebut.

Temuan ini pun memicu investigasi lebih lanjut dari pihak internal Polri. Proses penyelidikan dilakukan secara intensif untuk mengungkap siapa pelaku dan bagaimana kronologis pasti kejadian yang menewaskan anggota Propam tersebut.

Dua Perwira Ditahan sebagai Tersangka Pembunuhan Berencana
Pada Jumat, 18 Juni 2025, Kepala Bidang Humas Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, secara resmi mengumumkan penetapan dua tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi. Keduanya adalah Kompol I Made Yogi Purusa dan Ipda Haris Chandra, yang notabene merupakan atasan langsung korban saat kejadian berlangsung.

"Iya, keduanya sudah berstatus tersangka," ujar Kombes Syarif Hidayat

Kombes Syarif juga menegaskan bahwa kedua tersangka terbukti terlibat dalam pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nurhadi. Meski begitu, pihak penyidik belum melakukan penahanan terhadap keduanya karena masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Langkah ini dilakukan guna memastikan semua alat bukti telah lengkap sebelum kasus dilimpahkan ke ranah hukum.

Reaksi Keluarga dan Tanggung Jawab Institusi Polri
Kabar kematian Nurhadi tentu saja mengguncang hati keluarga besar korban. Sang istri dan anaknya harus rela kehilangan sosok suami dan ayah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Keluarga besar Polri pun turut berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya.

Di sisi lain, kasus ini menjadi ujian serius bagi institusi Polri dalam menegakkan disiplin dan etika internal. Sebagai lembaga yang bertugas menjaga ketertiban dan keadilan, kasus dugaan pembunuhan antar sesama anggota menjadi catatan kelam yang harus diselesaikan secara transparan.

Upaya Hukum dan Tuntutan Masyarakat
Publik menantikan kepastian hukum atas kasus ini. Banyak pihak yang meminta agar proses hukum berjalan secara cepat, transparan, dan objektif tanpa tekanan dari pihak manapun. Netizen dan aktivis hak asasi manusia (HAM) turut memberikan dukungan moral kepada keluarga korban serta menyerukan perlindungan terhadap saksi-saksi yang terlibat.

Baca juga: NO SENSOR! Video Ju Haknyeon The Boyz dan Mantan Bintang JAV Asuka Kirara 3 Menit 48 Detik di Mediafire, Awas UU ITE Mengancam!

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya