Skenario Realistis Pecahnya Perang Dunia III: Rusia vs AS, Iran-Israel Memanas, China-Taiwan Terancam

Putin-Instagram-
Skenario Realistis Pecahnya Perang Dunia III: Rusia vs AS, Iran-Israel Memanas, China-Taiwan Terancam
Beberapa pekan terakhir, dunia diguncang oleh sejumlah perkembangan geopolitik yang memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik berskala global. Tensi antar negara besar semakin meningkat, dengan berbagai serangan dan manuver militer yang terjadi di berbagai belahan dunia. Banyak analis mulai meragukan apakah skenario Perang Dunia III masih hanya khayalan atau mungkin sedang menjadi kenyataan.
Iran-Israel Saling Serang, AS Ikut Terlibat
Konflik antara Iran dan Israel yang sudah lama memanas mendadak mencapai level baru setelah kedua pihak saling melancarkan serangan rudal secara langsung. Situasi semakin panas ketika Amerika Serikat secara resmi ikut campur tangan dengan menyerang tiga situs nuklir Iran atas perintah langsung mantan Presiden Donald Trump. Operasi rahasia yang diberi kode "Midnight Hammer" ini menuai reaksi keras dari komunitas internasional dan membuat tagar #WorldWar3 serta #PerangDunia3 trending di platform media sosial X (dulunya Twitter).
Langkah AS tersebut dianggap sebagai eskalasi besar dalam konflik Timur Tengah, yang berpotensi memicu reaksi balasan dari sekutu Iran seperti Hizbullah, Suriah, hingga kemungkinan besar negara-negara regional lainnya.
Korea Utara Turut Panaskan Konflik Global
Tidak hanya itu, Korea Utara juga turut memperkeruh suasana. Pyongyang dikabarkan menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke sebuah pulau di Jepang, memicu respons cepat dari aliansi AS-Jepang. Pasukan Amerika Serikat dilaporkan menghancurkan sejumlah fasilitas nuklir Korea Utara sebagai bentuk pembalasan dan penekanan terhadap ancaman nuklir Korut.
Di sisi lain, China mulai angkat suara. Negara Tirai Bambu ini menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah salah satu penyebab utama meningkatnya ketegangan global. Beijing bahkan mulai menunjukkan dukungan terselubung terhadap beberapa negara yang berseberangan dengan Washington, termasuk dalam isu Laut Cina Selatan dan konflik Taiwan.
Rusia Perluas Konflik ke Eropa Timur
Sementara itu, di benua Eropa, Rusia terus memperluas operasi militernya. Setelah gagal merebut seluruh wilayah Ukraina dalam waktu singkat, Moskow mulai menggeser fokusnya ke negara tetangga lainnya, termasuk Polandia. Serangan darat, udara, dan laut dilancarkan untuk memperkuat dominasi Rusia di kawasan Eropa Timur.
NATO pun tidak tinggal diam. Aliansi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat ini mulai mengerahkan pasukan dan senjata canggih ke kawasan Eropa Timur sebagai antisipasi eskalasi lebih lanjut. Beberapa negara anggota NATO seperti Jerman, Inggris, dan Kanada telah menyetujui rencana pertahanan bersama jika terjadi invasi Rusia ke negara anggota NATO.
AS dan Rusia Bersiap untuk Perang Nuklir?
Yang paling mengkhawatirkan adalah potensi konfrontasi langsung antara dua negara adidaya: Amerika Serikat dan Rusia . Kedua negara disinyalir tengah bersiap untuk melakukan serangan nuklir strategis sebagai bagian dari doktrin perang modern mereka. Meski belum ada deklarasi resmi, simulasi militer yang digelar kedua negara semakin mirip dengan skenario Perang Dingin era 1980-an.
Iran sendiri terus berupaya membalas serangan AS dengan melancarkan serangan balik ke pangkalan militer Amerika di Arab Saudi. Akibatnya, Israel memaksa negara-negara Arab dan Turki untuk membentuk koalisi guna melawan pengaruh Iran di kawasan.
China Ancam Stabilitas Global dengan Invasi ke Taiwan
Sementara itu, China tampaknya juga tidak ingin ketinggalan. Xi Jinping disebut-sebut telah menyiapkan rencana invasi besar-besaran ke Taiwan sebagai bagian dari kebijakan "Satu China". Selain itu, Beijing dikabarkan mulai memblokade pengiriman chip mikro elektronik ke seluruh dunia, yang merupakan komponen vital bagi industri teknologi global.
Langkah ini bukan hanya mengancam stabilitas ekonomi dunia, tetapi juga memicu reaksi dari aliansi AS-Australia-Filipina, yang mulai mengirim armada kapal perang dan pesawat tempur ke kawasan Laut Cina Selatan. Beberapa kapal militer AS telah dilaporkan diserang oleh kapal patroli China, meskipun belum memicu kontak senjata besar.
Baca juga: Pelaku Pelecehan di Bekasi Nyaris Tewas Dihakimi Warga, Sempat Kabur ke Atap Rumah Sebelum Ditangkap