Tragedi Juliana Marins di Gunung Rinjani Ternyata Turis Irlandia Sempat Selamat: Antara Upaya Penyelamatan, Pengorbanan, dan Pelajaran Berharga

Julia-Instagram-
Tragedi Juliana Marins di Gunung Rinjani Ternyata Turis Irlandia Sempat Selamat: Antara Upaya Penyelamatan, Pengorbanan, dan Pelajaran Berharga
Nama Juliana Marins , seorang wisatawan asal Brazil, menjadi sorotan internasional setelah mengalami nasib nahas saat mendaki Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB), Indonesia. Peristiwa ini tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, tetapi juga memicu refleksi mendalam tentang pentingnya kesadaran akan risiko pendakian gunung, serta pentingnya persiapan yang matang.
Pada awalnya, Juliana dilaporkan hilang kontak setelah terjatuh dari kawasan berbahaya di Gunung Rinjani. Tim SAR gabungan langsung diterjunkan untuk mencari keberadaannya. Setelah beberapa hari pencarian intensif menggunakan drone dan teknologi pemetaan, posisi Juliana akhirnya berhasil ditemukan di sebuah jurang curam.
Sayangnya, cuaca buruk dan medan yang sangat sulit membuat proses evakuasi terkendala selama beberapa hari. Kabut tebal dan jalur menurun yang ekstrem membuat upaya penyelamatan menjadi tantangan besar bagi para penyelamat. Meski demikian, semangat tim SAR tak surut. Mereka terus berupaya keras demi memberikan harapan kepada keluarga korban.
Proses Evakuasi Disiarkan Langsung, Warganet Turut Menyaksikan
Salah satu hal yang menarik perhatian publik adalah disiarkannya proses evakuasi secara langsung melalui media sosial milik Bung Agam, salah satu relawan lapangan. Siaran tersebut ditonton oleh ribuan orang dari berbagai negara, termasuk dari Brazil, negara asal Juliana. Meskipun hasil akhirnya menyedihkan karena Juliana dinyatakan meninggal dunia, penayangan ini mampu memberikan transparansi atas upaya penyelamatan yang dilakukan.
Jasad Juliana akhirnya berhasil dievakuasi pada Rabu, 25 Juni 2025 , setelah bertahan di lokasi jatuh selama beberapa hari. Keluarga korban pun menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Tim SAR, relawan, serta semua pihak yang turut membantu dalam proses pencarian dan evakuasi.
“Kami berterima kasih kepada sukarelawan yang dengan berani secara sukarela membantu mempercepat proses penyelamatan Juliana,” ujar pernyataan resmi keluarga Marins.
Mereka juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat luas yang ikut berkontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam upaya penyelamatan ini.
Tragedi Ini Bukan yang Pertama Kali Terjadi
Dalam siaran langsungnya, Bung Agam mengungkapkan bahwa kasus seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Gunung Rinjani. Ia menjelaskan bahwa sudah beberapa kali pendaki terjatuh di titik yang sama dengan Juliana, meskipun ada yang beruntung bisa diselamatkan.
Ungkapan ini dibenarkan oleh pengguna media sosial @tyuniar93 di Threads, yang membagikan kisah seorang warga negara asing (WNA) asal Irlandia yang pernah mengalami kecelakaan serupa di tempat yang sama, namun berhasil selamat.
Menurut unggahan tersebut, WNA Irlandia itu juga terjatuh tanpa membawa tas atau perlengkapan apa pun. Namun, ia beruntung karena menemukan batu besar yang menjadi tempat berlindung sementara hingga Tim SAR berhasil menjangkaunya.
“Dulu di Rinjani di titik yang sama dengan Juliana, ada bule Irlandia juga yang jatuh. Sama-sama jatuh dengan keadaan tas tertinggal di atas. Tapi bedanya apa? Bedanya dia berhasil diselamatkan Tim SAR. Selamat karena beruntung dia menemukan shelter yaitu batu besar di balik tebingan,” tulisnya.
Ia menambahkan bahwa salah satu faktor utama yang menentukan kelangsungan hidup dalam situasi darurat adalah kemampuan untuk tetap tenang dan mencari tempat berlindung. Dengan pikiran jernih, seseorang dapat mengambil langkah-langkah penyelamatan diri yang lebih tepat.
Pentingnya Teknik Survival STOP
Dalam kondisi darurat, penting bagi pendaki untuk mengingat metode dasar bertahan hidup yang dikenal sebagai STOP :
S – Stop (Berhenti): Jangan panik dan segera hentikan aktivitas.
T – Think (Berpikir): Evaluasi situasi dengan kepala dingin.
O – Observe (Mengamati): Amati lingkungan sekitar untuk mencari potensi tempat berlindung atau bahaya yang mengancam.
P – Plan (Merencanakan): Buat rencana tindakan untuk bertahan hidup hingga bantuan datang.
Metode ini menjadi pegangan penting bagi pendaki agar tidak gegabah dan bisa memaksimalkan peluang selamat dalam kondisi darurat.
Refleksi untuk Semua Pendaki
Tragedi yang dialami Juliana Marins menjadi pengingat bagi kita semua bahwa alam tidak bisa diremehkan. Gunung Rinjani, meskipun indah dan memesona, memiliki banyak medan berbahaya yang harus diwaspadai. Para pendaki wajib mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan logistik sebelum melakukan pendakian.