Polri Luncurkan PoliceTube, Tapi Mirip LahTube? Netizen Heboh!

instagram-pixabay-
Reaksi Publik Beragam
Berbagai komentar bermunculan setelah informasi ini viral. Sebagian besar netizen tampak skeptis dengan manfaat realistis dari platform ini. Beberapa bahkan mempertanyakan urgensi pembuatan aplikasi baru jika hasilnya hanya modifikasi dari platform yang sudah ada.
Salah satu akun Twitter @kepalamumet menulis:
“Pertanyaan gua, siapa yang mau jadi audiencenya? Siapa yang mau instal aplikasinya? Siapa yang mau bikin akun di situ? Dan terakhir, siapa yang mau nonton kontennya?”
Sementara akun lain, @decembersags, memberikan tanggapan yang lebih filosofis:
“Oh itu tuh platform showing prove kalau sebenarnya polisi butuh validasi dan kepercayaan dari masyarakat, bahwa polisi itu ada dan bisa kerja? Oh i see.”
Ada pula yang menyoroti sisi anggaran proyek IT ini. Akun @pacexnaufal bertanya:
“Kira-kira kalau begini pas pengajuan budget buat bikin websitenya berapa ya? Dan yang actual budget yang kepak berapa?”
Dan akun @misrblebstrd, yang sempat membongkar isu ini, memberikan penegasan:
“Sebenarnya gak ada salahnya juga sih pakai vendor buat develop proyek IT. Tapi mbok ya pilih yang berkualitas gitu kaya Suitmedia yang portonya jelas. Kalau ini kan kelihatan banget proyek modifan.”
Apakah Ini Inovasi atau Hanya Rebranding?
Fakta bahwa PoliceTube menggunakan source code dari platform lain tentu menjadi pertanyaan besar. Di satu sisi, penggunaan platform open-source atau template memang sah-sah saja dalam dunia pengembangan aplikasi. Namun, jika tidak dirancang ulang secara maksimal, hasil akhirnya justru akan terkesan murahan dan tidak profesional—terlebih jika dikaitkan dengan instansi sebesar Polri.
Selain itu, dari sisi keamanan data, adanya endpoint yang dapat mengakses informasi sensitif seperti email dan ID pengguna menjadi catatan serius tersendiri. Hal ini tentu berpotensi menimbulkan risiko kebocoran data jika tidak dikelola dengan benar.
Apa yang Diharapkan dari PoliceTube?
Menurut analisis beberapa ahli teknologi dan pemerhati media sosial, hadirnya PoliceTube sebenarnya bisa menjadi langkah maju dalam upaya Polri mendekatkan diri dengan masyarakat. Sayangnya, strategi peluncuran dan eksekusi teknisnya justru merusak pesan positif yang ingin disampaikan.
Platform seperti ini membutuhkan pendekatan yang lebih matang, baik dari segi konten, desain, infrastruktur, hingga komunikasi publik. Masyarakat saat ini tidak lagi mudah terkesan dengan sekadar logo baru atau slogan transparansi tanpa bukti nyata.