Ali Mustofa Diblacklist: Polemik di Balik Tragedi Pendakian Gunung Rinjani

Ali-Instagram-
Ali Mustofa Diblacklist: Polemik di Balik Tragedi Pendakian Gunung Rinjani
Tragedi kematian pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di jalur pendakian Gunung Rinjani mengguncang dunia pendakian nasional. Nama Ali Mustofa, pemandu resmi yang mendampingi rombongan saat itu, menjadi sorotan publik setelah ia masuk daftar hitam (blacklist) oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
Keputusan untuk mem-blacklist Ali diambil sebagai bentuk evaluasi dan investigasi terhadap peristiwa jatuhnya Juliana dari jurang sedalam 150 meter di jalur Senaru pada bulan Juni 2025 lalu. Pria berusia 20 tahun ini dilarang sementara waktu menjadi pemandu pendakian hingga proses investigasi selesai.
Kronologi Peristiwa
Pada Sabtu (22/6/2025), rombongan pendaki yang terdiri dari enam orang termasuk Juliana Marins didampingi oleh Ali Mustofa selaku pemandu resmi. Tarif layanan yang dikenakan adalah Rp2,5 juta per orang, menjadikan Ali sebagai salah satu pemandu muda yang telah memiliki lisensi resmi.
Menurut pengakuan Ali, dirinya tidak meninggalkan Juliana seperti tuduhan yang berkembang. Ia menyebut bahwa sebelum kejadian, ia menyarankan Juliana untuk beristirahat sejenak karena kondisi fisiknya tampak lelah. Setelah memberikan arahan tersebut, Ali melanjutkan perjalanan bersama lima pendaki lainnya, dengan keyakinan bahwa Juliana akan menyusul dalam beberapa menit.
Namun, ketika ia sudah menjauh, Juliana tak kunjung datang. Sekitar 15-30 menit kemudian, Ali mencoba kembali ke titik terakhir tempat ia meninggalkan Juliana. Di lokasi tersebut, ia melihat cahaya senter dari dalam jurang dan mendengar teriakan minta tolong.
“Saya melihat senter di bawah dan mendengar suara Juliana,” ujar Ali saat ditemui Jumat (27/6/2025). Tanpa menunggu tim SAR, Ali langsung turun ke jurang menggunakan tali yang hanya cukup untuk menjangkau kedalaman 100 meter, sementara jurang tempat Juliana jatuh mencapai 150 meter.
Upaya heroik Ali tersebut menjadi perbincangan publik. Meski gagal menyelamatkan nyawa Juliana, banyak pihak yang mempertanyakan keputusan BTNGR untuk mem-blacklist sang pemandu secara sementara.
Reaksi Kepala BTNGR
Kepala BTNGR, Yarman, angkat bicara atas polemik ini. Melalui akun Instagram @indoflashlightid, ia menyatakan bahwa Ali Mustofa telah dimasukkan ke dalam daftar hitam hingga proses investigasi selesai dilakukan.
“Iya, untuk sementara kami blacklist sampai prosesnya berjalan,” kata Yarman di Kantor Pemprov NTB, Kamis (3/7/2025). Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipatif agar semua pihak bisa mengevaluasi peristiwa tersebut secara objektif dan transparan.
Pro dan Kontra di Masyarakat
Keputusan untuk men-suspend Ali Mustofa ternyata menuai pro dan kontra di kalangan netizen. Banyak warganet yang merasa bahwa Ali tidak sepenuhnya bersalah, bahkan dinilai telah melakukan upaya penyelamatan yang luar biasa tanpa alat memadai.
Salah satu komentar dari akun Instagram @ikacisca menyatakan, “Padahal Bang Ali yang turun duluan sebelum tim SAR datang. Bukankah itu juga bentuk tanggung jawab? Ada kok videonya. Semangat terus Bang Ali, sehat selalu.”
Seorang netizen lain, @sstrwjy_, juga ikut membela Ali dengan menyampaikan argumen logis. “Jelas-jelas yang salah itu si Juli 100%. Kalau pemandunya nggak ninggalin dia, berarti otomatis pemandu ninggalin lima orang lainnya dong? Jangan nyalahin orang sembarangan sampai bunuh rejeki orang.”
Di sisi lain, ada juga pihak yang mendukung keputusan BTNGR sebagai bagian dari evaluasi keselamatan pendaki di masa depan. Namun, mayoritas pendapat publik lebih condong pada dukungan moral kepada Ali, yang dianggap telah melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab meski di tengah keterbatasan.