Bupati Jember Gus Fawait Beri Gagasan Penambahan Kuota dari Luar Depo Ketapang untuk Mengatasi Kelangkaan BBM dan LPG Subsidi di Jember

Bupati Jember Gus Fawait Beri Gagasan Penambahan Kuota dari Luar Depo Ketapang untuk Mengatasi Kelangkaan BBM dan LPG Subsidi di Jember

bbm-pixabay-


Bupati Jember Gus Fawait Beri Gagasan Penambahan Kuota dari Luar Depo Ketapang untuk Mengatasi Kelangkaan BBM dan LPG Subsidi di Jember
Kelangkaan BBM dan LPG Subsidi di Jember: Dampak Tak Terduga dari Penutupan Jalur Gumitir, Gus Fawait Cari Solusi Lewat Penambahan Kuota dari Luar Depo Ketapang

Kabupaten Jember kembali menjadi sorotan nasional setelah munculnya antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Fenomena ini bukan sekadar gangguan biasa, melainkan gejala dari krisis pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi yang kini mulai mengganggu aktivitas masyarakat. Yang mengejutkan, kelangkaan ini ternyata bukan disebabkan oleh minimnya stok, melainkan terhambatnya distribusi akibat penutupan jalur strategis Gumitir.



Jalur Gumitir, yang menghubungkan Jember dengan Banyuwangi, selama beberapa waktu terakhir ditutup total untuk perbaikan infrastruktur. Meski penutupan ini sudah direncanakan, dampaknya terhadap logistik dan pasokan energi di Jember justru melampaui prediksi pihak-pihak terkait. Akibatnya, pengiriman BBM dari Depo Pertamina Ketapang, Banyuwangi—yang selama ini menjadi sumber utama pasokan—terhambat secara signifikan.

Bupati Jember, Drs. H. Karna Suswandi, yang akrab disapa Gus Fawait, angkat bicara terkait kondisi yang kian memanas di tengah masyarakat. Ia menegaskan bahwa stok BBM di tingkat nasional maupun regional sebenarnya masih mencukupi. “Yang menjadi masalah bukan ketersediaan stok, melainkan distribusi. Penutupan jalur Gumitir membuat truk-truk pengangkut BBM harus menempuh rute alternatif yang lebih panjang dan lebih rawan macet,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Watu Ulo, Minggu (27/7/2025).

Gus Fawait menjelaskan bahwa jalur Gumitir merupakan bagian dari jalan nasional yang dikelola langsung oleh Kementerian PUPR. Sebagai kepala daerah, ia mengaku tidak memiliki wewenang penuh atas penutupan atau pembukaan kembali jalur tersebut. Namun, sebagai pemimpin lokal, ia merasa berkewajiban mencari solusi alternatif agar masyarakat tidak terus-menerus mengalami keresahan.



“Saya tidak menyangka bahwa penutupan ini akan berdampak begitu besar terhadap pasokan BBM dan LPG subsidi. Ini di luar skenario kami. Tapi sebagai pelayan masyarakat, saya harus segera bergerak cepat,” tegas Gus Fawait.

LPG Juga Terdampak, Distribusi Terhambat
Tidak hanya BBM, pasokan LPG bersubsidi juga ikut terganggu. Sejumlah agen dan pangkalan LPG di Jember melaporkan penurunan volume pengiriman hingga 30-40 persen dari kondisi normal. Akibatnya, harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer sempat melambung, meski pemerintah daerah telah mengimbau agar tidak terjadi penimbunan atau penyalahgunaan.

Dalam pertemuan darurat bersama Pertamina, Hiswana Migas, dan stakeholder energi lainnya di Watu Ulo, Gus Fawait mengusulkan strategi jangka pendek untuk mengatasi krisis distribusi. Salah satu langkah konkret yang diusulkan adalah penambahan kuota BBM dan LPG dari depo di luar wilayah Banyuwangi, seperti dari Surabaya, Malang, dan Gresik.

“Kita tidak bisa terus bergantung pada depo Ketapang selama jalur Gumitir belum dibuka. Maka dari itu, kita akan koordinasi intensif dengan Pertamina untuk mengalihkan sebagian pasokan dari depo lain yang lebih mudah dijangkau melalui rute alternatif,” jelasnya.

Rute Alternatif Memakan Waktu dan Biaya Lebih Besar
Penutupan jalur Gumitir memaksa truk tangki BBM dan LPG untuk mengambil rute memutar melalui Bondowoso atau Situbondo. Rute alternatif ini tidak hanya lebih panjang—menambah jarak tempuh hingga 80-100 kilometer—tapi juga lebih padat dan rawan kemacetan. Belum lagi kondisi jalan yang tidak selalu memadai untuk kendaraan berat.

Akibatnya, waktu tempuh pengiriman bisa bertambah hingga dua hingga tiga kali lipat. Hal ini membuat frekuensi pengisian SPBU dan agen LPG menjadi tidak reguler, sehingga antrean panjang pun tak terhindarkan.

“Bayangkan, satu truk yang biasanya bisa bolak-balik dua kali dalam sehari dari Ketapang ke Jember, kini hanya bisa satu kali, bahkan terkadang tidak sampai,” ujar salah satu sopir tangki BBM yang enggan disebutkan namanya.

Gus Fawait Minta Masyarakat Bersabar, Janji Cari Solusi Cepat
Menghadapi situasi yang kian memanas, Bupati Jember meminta masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar. Ia menjamin bahwa pemerintah daerah tengah bekerja keras untuk memulihkan kembali ketersediaan BBM dan LPG di seluruh wilayah Jember.

“Saya paham betapa pentingnya BBM dan LPG bagi aktivitas sehari-hari masyarakat. Tapi ini adalah situasi yang benar-benar di luar prediksi. Kami tidak akan tinggal diam. Saya sudah instruksikan jajaran untuk berkoordinasi intensif dengan Pertamina, Hiswana Migas, dan instansi terkait lainnya,” ujarnya.

Gus Fawait juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memantau secara langsung distribusi BBM dan LPG selama masa krisis ini. Ia menegaskan bahwa tidak akan ada pembiaran terhadap praktik penimbunan atau penyelewengan distribusi.

Langkah Strategis Jangka Pendek dan Panjang
Selain mengusulkan penambahan kuota dari depo luar Ketapang, Gus Fawait juga mendorong Pertamina untuk menambah jumlah armada pengiriman. “Jika satu truk tidak bisa bolak-balik cepat, maka kita butuh lebih banyak truk. Kita akan dorong Pertamina untuk menambah armada sementara,” katanya.

Ia juga menyarankan agar Pertamina mempertimbangkan penggunaan jalur laut untuk pengiriman BBM ke pelabuhan Jember, meski masih membutuhkan kajian teknis dan logistik yang mendalam.

Di sisi lain, pihaknya terus mendorong percepatan perbaikan jalur Gumitir. “Kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar penutupan ini tidak berlangsung terlalu lama. Jika perlu, kita minta percepatan proyek,” tambahnya.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya