Viral! Aksi Guru SD di Lampung Nyaris Cekik Siswa Saat Upacara, Siswa Lain Berhamburan Takut, Netizen Geram

Viral! Aksi Guru SD di Lampung Nyaris Cekik Siswa Saat Upacara, Siswa Lain Berhamburan Takut, Netizen Geram

Lampung-Instagram-

Viral! Aksi Guru SD di Lampung Nyaris Cekik Siswa Saat Upacara, Siswa Lain Berhamburan Takut, Netizen Geram

Lampung – Heboh di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan seorang guru sekolah dasar (SD) nyaris melakukan kekerasan fisik terhadap salah satu siswanya saat upacara bendera, membuat publik dibuat geger. Kejadian yang terjadi di sebuah sekolah dasar di Lampung ini bukan hanya membuat murid-murid lainnya ketakutan hingga berlarian masuk ke kelas, tetapi juga memicu kemarahan warganet dan memunculkan pertanyaan besar soal profesionalisme serta kesehatan mental tenaga pendidik.



Video berdurasi singkat yang awalnya diunggah oleh akun TikTok @sorotanlampung itu menyebar cepat di berbagai platform media sosial, termasuk Instagram, Twitter, dan Facebook. Dalam rekaman tersebut, terlihat suasana upacara bendera yang seharusnya khidmat justru berubah menjadi adegan mencekam akibat emosi yang meledak-ledak dari seorang guru wanita.

Adegan Mencekam: Guru Emosi, Siswa Ditarik, Murid Lain Berhamburan
Dalam video, guru yang mengenakan kacamata hitam tampak berdiri di depan barisan siswa. Wajahnya terlihat kesal, lalu ia menunjuk-nunjuk seorang siswa yang berdiri di barisan depan. Tidak berhenti di situ, guru tersebut tiba-tiba menarik baju anak itu dengan kasar, seolah ingin mencekik atau mengangkatnya dari barisan. Sontak, para siswa lain yang menyaksikan langsung berteriak histeris, menangis, dan berlarian masuk ke dalam kelas untuk menyelamatkan diri.

Suasana pun langsung kacau. Beberapa guru lain yang berada di lokasi segera berusaha melerai dan menenangkan sang guru. Namun, bukannya mereda, emosinya justru semakin memuncak. Dalam rekaman, terdengar suara guru tersebut berteriak, “Lapor kamu sama bupati!” sambil menantang rekan-rekannya yang mencoba melerai.



Seorang guru lain mencoba menenangkan dengan mengatakan, “Kasihan ibu ini anak kelas satu,” sebagai upaya membela sang siswa yang masih sangat muda. Namun, respons sang guru yang marah justru semakin menunjukkan ketidakstabilan emosional.

Diduga Dipicu Guru yang Sering Absen Saat Upacara
Menurut informasi yang beredar dan dikutip dari sejumlah sumber lokal, kemarahan guru tersebut diduga dipicu oleh kekesalan terhadap banyaknya rekan guru yang kerap absen saat upacara bendera setiap hari Senin. Dalam video, guru tersebut terdengar berteriak, “Kalau nggak saya cekek ini anak-anak, terbukti setiap hari Senin gak ada guru yang hadir!”

Pernyataan ini menjadi sorotan karena menunjukkan bahwa ia mengalihkan kemarahan terhadap institusi atau rekan kerja kepada anak-anak yang sama sekali tidak bersalah. Alih-alih menjadi teladan, sang guru justru memberikan contoh buruk tentang pengendalian emosi dan etika profesional.

Reaksi Warganet: Geram dan Desak Tindakan Tegas
Video yang viral ini langsung memicu gelombang reaksi dari warganet. Banyak yang menyampaikan kecaman keras terhadap perilaku guru tersebut. “Ini bukan lagi soal disiplin, tapi sudah masuk ranah kekerasan anak,” tulis seorang netizen. “Guru harusnya jadi panutan, bukan menakuti murid,” komentar lainnya.

Beberapa akun media sosial bahkan membagikan ulang video tersebut dengan tagar #TangkapGuruPemarah dan #StopKekerasanDiSekolah, menuntut pihak terkait untuk segera mengambil tindakan tegas. “Ini bukan cuma masalah satu guru, tapi soal sistem. Harus ada evaluasi menyeluruh,” ujar seorang aktivis pendidikan yang ikut berkomentar.

Dinas Pendidikan Turun Tangan, Investigasi Dijalankan
Menanggapi viralnya kejadian ini, Dinas Pendidikan Provinsi Lampung menyatakan telah membentuk tim investigasi untuk menelusuri kebenaran kejadian dan mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat. “Kami sudah menerima laporan dan sedang melakukan klarifikasi dengan pihak sekolah terkait,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Lampung, Dr. Ahmad Rizki, dalam keterangan pers, Senin (25/8/2025).

Ia menegaskan bahwa kekerasan terhadap anak, baik fisik maupun verbal, tidak bisa ditoleransi dalam lingkungan pendidikan. “Kami akan mengambil langkah tegas sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk sanksi administratif hingga pemecatan jika terbukti bersalah.”

Psikolog Anak: Trauma Bisa Berdampak Jangka Panjang
Dampak psikologis terhadap para siswa yang menyaksikan kejadian tersebut juga menjadi perhatian serius. Menurut psikolog anak dan remaja, dr. Maya Sari, M.Psi., kejadian seperti ini bisa meninggalkan trauma jangka panjang pada anak, terutama bagi mereka yang masih berada di usia dini.

“Anak-anak di usia SD masih sangat rentan terhadap stres dan ketakutan. Melihat guru yang seharusnya menjadi figur pelindung malah bertindak agresif, bisa mengganggu perkembangan emosional dan rasa aman mereka,” jelas dr. Maya.

Ia menyarankan agar sekolah segera mengadakan trauma healing atau konseling kelompok untuk membantu siswa memproses kejadian tersebut. “Pendampingan psikologis harus segera dilakukan agar anak-anak tidak mengalami gangguan tidur, penurunan prestasi, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial.”

Pentingnya Pelatihan Mental dan Manajemen Stres untuk Guru
Insiden ini juga membuka diskusi luas tentang pentingnya kesehatan mental bagi para tenaga pendidik. Di tengah tuntutan kerja yang tinggi, beban administrasi, dan tekanan dari berbagai pihak, banyak guru yang mengalami stres tanpa penanganan yang memadai.

“Guru juga manusia. Mereka butuh ruang untuk curhat, pelatihan manajemen stres, dan dukungan psikologis,” kata Dr. Lina Fitriani, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Lampung. “Sekolah dan dinas pendidikan harus proaktif menyediakan layanan konseling dan wellness program bagi guru.”

Harapan dari Dunia Pendidikan: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman
Kejadian ini menjadi alarm bagi dunia pendidikan Indonesia. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak. Bukan tempat yang menakutkan akibat ulah oknum yang kehilangan kendali emosi.

Sumber:


BERITA TERKAIT

Berita Lainnya