Viral di Media Sosial, Aksi Oknum Guru SD di Lampung Diduga Hendak Cekik Siswa Saat Upacara Picu Kecaman Luas

Lampung-Instagram-
Viral di Media Sosial, Aksi Oknum Guru SD di Lampung Diduga Hendak Cekik Siswa Saat Upacara Picu Kecaman Luas
Heboh di jagat maya. Sebuah video yang merekam dugaan aksi kekerasan oleh seorang oknum guru terhadap siswa SD di Kabupaten Pasawaran, Provinsi Lampung, menjadi sorotan nasional. Video berdurasi 1 menit 30 detik yang diunggah di platform TikTok pada Minggu, 24 Agustus 2025, menunjukkan momen tegang saat upacara bendera sedang berlangsung, dan kini telah ditonton lebih dari 36,2 juta kali dengan 91,5 ribu komentar, memicu gelombang kemarahan dari warganet dan kalangan pendidik.
Dalam rekaman yang menyebar cepat di media sosial, tampak seorang guru perempuan mengenakan kacamata hitam dan seragam lengkap berdiri di tengah barisan siswa. Dengan nada tinggi dan ekspresi marah, ia menunjuk-nunjuk salah satu siswa yang berdiri di barisan depan. Yang membuat publik geram adalah ucapan sang guru: "Kalau nggak saya cekek ini anak-anak, terbukti setiap hari Senin nggak ada guru yang hadir!".
Ucapan tersebut terdengar jelas dalam video, disusul dengan gerakan tubuh yang mengarah pada tindakan fisik. Meski tidak sampai terjadi cekikan secara nyata, gestur dan nada bicaranya menimbulkan kesan intimidasi yang kuat terhadap anak-anak yang masih duduk di kelas satu.
Aksi Ditegur Rekan Guru, Tapi Malah Menantang
Saat kejadian berlangsung, salah satu guru lain yang merekam video terdengar berteriak memperingatkan sang oknum. Segera setelah itu, seorang guru berkerudung datang melerai dan mencoba menenangkan situasi. Ia terdengar berkata, "Kasihan, Bu, ini anak kelas satu," sebagai bentuk bela rasa terhadap murid yang terkena amarah.
Namun, alih-alih meredam emosi, sang oknum justru balik menantang. Dengan nada tinggi dan penuh provokasi, ia berkata: "Lapor kamu sama bupati!" — sebuah pernyataan yang kemudian viral dan menjadi bahan perbincangan luas di media sosial.
Setelah insiden itu, para siswa langsung dibubarkan oleh guru-guru lain. Beberapa guru tampak mengelilingi sang oknum untuk membicarakan kejadian tersebut. Namun, suasana tetap tegang, mengingat anak-anak yang hadir tampak ketakutan hingga ada yang menangis.
Diduga Dipicu Absennya Guru Lain
Menurut sumber yang berhasil dihimpun, kemarahan oknum guru diduga dipicu oleh ketidakhadiran sejumlah rekan kerjanya dalam upacara rutin setiap hari Senin. Sebagai guru yang bertugas mengawasi jalannya upacara, ia merasa beban kerja berat karena minimnya tenaga pendidik yang hadir.
Namun, alih-alih melampiaskan kekecewaan dengan cara profesional, ia justru menyalurkan frustrasinya kepada anak-anak yang tidak bersalah. "Ini bukan soal kehadiran guru, tapi soal etika dan profesionalisme. Anak-anak bukan objek pelampiasan," komentar seorang pegiat pendidikan yang turut mengomentari video tersebut.
Gelombang Kecaman dari Warganet
Video yang diunggah oleh akun @sorotanlampung ini langsung memicu gelombang kecaman dari warganet. Banyak yang menyayangkan sikap sang guru yang dinilai tidak mencerminkan karakter pendidik.
"Dr gaya nya aja tdk mencerminkan guru," tulis seorang netizen.
"Sebelumnya saya sempat curiga dengan gaya mengajarnya. Sekarang buktinya jelas. Harus ditindak tegas!" tambah yang lain.
Tidak sedikit pula warganet yang memuji tindakan guru berkerudung yang langsung bergerak cepat melindungi siswa. "Salut sama guru yang berkerudung yang langsung ngelindungin muridnya. Itu baru guru sejati," ujar salah satu komentar yang mendapat banyak dukungan.
Beberapa warganet bahkan menyebut bahwa sang oknum telah diberhentikan dari jabatannya atas desakan orang tua murid. "Sekolah dekat rumah aku ini… gurunya sudah dipecat, guys, permintaan dari ortu-ortu siswa," tulis seorang pengguna TikTok.
Meski belum dikonfirmasi secara resmi oleh Dinas Pendidikan setempat, kabar tersebut memperkuat tekanan publik agar tindakan tegas segera diambil.
Dinas Pendidikan Diminta Bertindak Tegas
Insiden ini kembali membuka diskusi publik tentang pentingnya profesionalisme guru, kesejahteraan tenaga pendidik, serta perlindungan terhadap hak anak di lingkungan sekolah. Para pegiat pendidikan menuntut agar Dinas Pendidikan Kabupaten Pasawaran segera melakukan investigasi mendalam.
"Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tapi juga soal teladan. Guru yang marah-marah dan mengintimidasi siswa justru merusak proses belajar dan bisa meninggalkan trauma psikologis," ujar Dr. Rina Fitriani, pakar psikologi pendidikan dari Universitas Negeri Lampung.
Ia menekankan bahwa anak usia sekolah dasar sangat rentan terhadap stres dan trauma akibat perlakuan kasar, meskipun hanya dalam bentuk ancaman verbal. "Kata-kata seperti 'saya cekik kamu' bisa membekas lama di benak anak. Ini bukan disiplin, ini pelecehan emosional," tegasnya.
Perlindungan Anak Harus Jadi Prioritas
Kasus ini juga menyoroti pentingnya sistem pengawasan internal di sekolah. Harus ada mekanisme pelaporan dan penanganan insiden yang cepat, transparan, dan berpihak pada siswa. Selain itu, pelatihan manajemen emosi dan komunikasi efektif bagi guru juga perlu ditingkatkan.
"Kami mendesak pihak sekolah dan dinas terkait untuk tidak menutupi kasus ini. Transparansi akan memulihkan kepercayaan publik dan menjadi pelajaran bagi semua pihak," ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Lampung.