Viral! Aksi Guru Ngamuk dan Ancam Cekik Siswa SD di Lampung, Orang Tua Murid Geram, Ini Kronologi Lengkapnya

Lampung-Instagram-
Viral! Aksi Guru Ngamuk dan Ancam Cekik Siswa SD di Lampung, Orang Tua Murid Geram, Ini Kronologi Lengkapnya
Heboh di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan seorang guru sekolah dasar (SD) ngamuk dan mengancam akan mencekik salah satu muridnya menjadi sorotan publik. Kejadian yang terjadi di salah satu SD di Lampung ini langsung menyebar cepat di platform TikTok, Twitter, hingga Instagram, memicu kemarahan dan perdebatan sengit di kalangan netizen.
Video berdurasi singkat itu diunggah oleh akun TikTok @BeritaLampung dan dalam hitungan jam telah ditonton ratusan ribu kali. Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang guru laki-laki tampak emosional, berteriak-teriak, dan mendekati salah satu murid SD dengan gestur yang menakutkan. Aksinya sempat dihalangi oleh guru lain yang berusaha melindungi siswa tersebut.
Insiden ini terjadi pada hari Senin pagi, saat persiapan upacara bendera. Menurut narasi yang terdengar dalam video, guru tersebut marah besar karena tidak semua guru hadir dalam kegiatan rutin mingguan tersebut. Ia menganggap absennya beberapa guru sebagai bentuk ketidakdisiplinan yang memalukan.
“Kalau enggak saya cekik ini anak-anak!” teriak sang guru sambil menunjuk-nunjuk murid yang tampak ketakutan. Suasana pun menjadi tegang, dengan beberapa guru lain terdengar mencoba menenangkan situasi.
Dalam amarahnya, ia menegaskan bahwa semua guru wajib hadir setiap Senin untuk upacara bendera. “Instruksi resmi, setiap Senin nggak boleh ada guru yang absen! Kamu lapor langsung ke bupati kalau begini terus!” ujarnya menegur salah satu rekan guru yang mencoba berargumen.
Yang membuat publik semakin geram adalah ketika sang guru kembali mendekati murid kecil tersebut dan mengulangi ancaman mencekik. “Nggak bisa gitu… kalau nggak…” katanya dengan nada tinggi, membuat suasana semakin mencekam. Salah satu guru lain akhirnya berseru, “Eehh… dah bubar aja yuk,” mencoba mengakhiri ketegangan yang terjadi.
Reaksi Netizen: Marah, Simpati, dan Tuntutan Pemecatan
Video tersebut langsung memicu gelombang reaksi dari netizen. Banyak yang merasa prihatin dan marah melihat perilaku guru yang seharusnya menjadi panutan justru bertindak kasar dan mengintimidasi anak-anak.
“Sekolah dekat rumah aku ini.. gurunya sudah dipecat guys, permintaan dari ortu² siswa,” tulis akun @Adriian, yang diduga merupakan warga sekitar.
Komentar lain datang dari @ɪɴsᴇᴄメ yang menyampaikan kritik tajam terhadap budaya kekerasan di lingkungan sekolah. “Orang gak sadar ya, bullying terparah di sekolah itu sebenernya dari guru itu sendiri. Anak-anak trauma, tapi dianggap biasa.”
Tidak sedikit pula netizen yang mempertanyakan sistem pengawasan di sekolah tersebut. “Ini bukan soal marah-marah biasa. Ini ancaman fisik terhadap anak di bawah umur. Harus ada tindakan tegas dari dinas pendidikan,” komentar @PendidikanUntukSemua.
Dinas Pendidikan Diminta Bertindak
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten setempat belum memberikan pernyataan resmi. Namun, sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa insiden tersebut sedang dalam proses investigasi.
“Kami sudah menerima laporan dari orang tua murid dan sedang mengumpulkan data. Termasuk rekaman video dan keterangan dari pihak sekolah. Jika terbukti bersalah, sanksi tegas akan diberikan sesuai aturan disiplin pegawai negeri,” ujar sumber tersebut.
Insiden ini juga memicu diskusi lebih luas tentang pentingnya pelatihan kepemimpinan dan manajemen emosi bagi guru, terutama di lingkungan pendidikan dasar. Psikolog anak, dr. Rina Meilani, M.Psi., mengatakan bahwa ancaman fisik, meskipun hanya sebatas ucapan, dapat menyebabkan trauma jangka panjang pada anak.
“Anak-anak sangat rentan terhadap tekanan psikologis. Ancaman seperti ‘saya cekik kamu’ bisa membekas dalam ingatan mereka dan memengaruhi rasa aman, kepercayaan diri, bahkan prestasi belajar,” jelasnya.
Sekolah Diminta Evaluasi Budaya Disiplin
Kejadian ini juga mengungkap celah dalam penerapan disiplin di lingkungan sekolah. Meski disiplin penting, cara penyampaiannya harus tetap mengedepankan nilai-nilai pendidikan yang humanis dan menghargai martabat anak.
“Disiplin tidak boleh dibungkus dengan kemarahan dan ancaman. Guru harus menjadi teladan, bukan penakut,” tegas pengamat pendidikan, Dr. Ahmad Fauzi, M.Pd.
Ia menyarankan agar sekolah-sekolah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap budaya kerja internal, termasuk bagaimana kepala sekolah memimpin, serta bagaimana guru-guru menangani stres dan tekanan pekerjaan.