Presiden Prabowo Subianto Buat Indonesia Jadi Negara Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates, Langkah Strategis Menuju Eliminasi Penyakit Mematikan pada 2030

Prabowo-Instagram-
Presiden Prabowo Subianto Buat Indonesia Jadi Negara Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates, Langkah Strategis Menuju Eliminasi Penyakit Mematikan pada 2030
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada 7 Mei 2025, pendiri Microsoft sekaligus filantropis kawakan, Bill Gates, mengumumkan rencana besar untuk pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC) terbaru. Kabar ini disambut positif oleh pemerintah Indonesia, di mana Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara yang dipilih sebagai lokasi uji coba vaksin tersebut.
“Bill Gates sedang mengembangkan vaksin TBC untuk dunia dan Indonesia akan menjadi salah satu tempat uji cobanya,” kata Presiden Prabowo saat memberikan pernyataan resmi di Istana Kepresidenan Jakarta. Ia menambahkan bahwa komitmen Bill Gates dalam mendukung sektor kesehatan Indonesia sangat luar biasa dan akan terus berlanjut di masa mendatang.
Pernyataan Presiden ini memicu antusiasme tinggi dari masyarakat medis maupun publik, mengingat beban penyakit TBC di Indonesia masih tergolong sangat tinggi. Berdasarkan data dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (kemenkes.go.id), jumlah kasus TBC di Tanah Air mencapai angka 856.420 pada tahun 2024. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia, setelah India.
Masih Tingginya Angka Kematian Akibat TBC
Meski berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk penanggulangan penyakit ini, tantangan masih banyak dihadapi. Salah satunya adalah tingkat keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat yang baru mencapai 85 persen, sedangkan target nasional adalah 90 persen. Lebih jauh lagi, tingkat kesembuhan pasien TBC resisten obat hanya berkisar 59 persen, jauh di bawah target 80 persen.
Kasus TBC tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, namun Pulau Jawa menjadi episentrum penyebaran dengan jumlah kasus terbanyak. Provinsi Jawa Barat mencatatkan 234.710 kasus, diikuti Jawa Timur dengan 116.752 kasus, dan Jawa Tengah dengan 107.685 kasus. Data ini menunjukkan bahwa penanganan TBC harus dilakukan secara lebih masif, terpadu, dan inovatif.
Target Eliminasi TBC Tahun 2030
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021, yaitu eliminasi TBC pada tahun 2030. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan terobosan-terobosan strategis, salah satunya adalah pengembangan vaksin TBC yang lebih efektif dan dapat memberikan perlindungan lebih luas kepada masyarakat.
Vaksin BCG yang saat ini digunakan memang sudah cukup efektif mencegah bentuk TBC yang parah pada anak-anak, namun kurang efektif dalam melindungi orang dewasa dari infeksi paru-paru yang paling umum ditemukan. Oleh karena itu, kehadiran vaksin baru hasil pengembangan Bill Gates diharapkan bisa menjadi solusi penting dalam mempercepat pencapaian eliminasi TBC di Indonesia.
Kolaborasi Global untuk Kesehatan Nasional
Keterlibatan Bill Gates dalam proyek vaksin TBC bukanlah hal baru. Selama bertahun-tahun, yayasan yang ia dirikan, yakni Bill & Melinda Gates Foundation, aktif mendanai penelitian dan program kesehatan global, termasuk penanggulangan HIV/AIDS, malaria, polio, dan tentu saja TBC. Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi peserta uji coba, tetapi juga turut serta dalam proses pengembangan teknologi kesehatan terkini.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa pemerintah siap mendukung penuh pelaksanaan uji coba vaksin tersebut di Indonesia. “Kami akan pastikan semua infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan tersedia dengan baik. Ini adalah investasi besar untuk kesehatan rakyat kita di masa depan,” tegasnya.
Harapan Baru bagi Penderita TBC
Jika uji coba berjalan lancar dan vaksin berhasil dikembangkan, Indonesia bisa menjadi salah satu negara pertama yang mendapat akses prioritas atas vaksin tersebut. Hal ini tentu akan memberikan harapan baru bagi jutaan masyarakat yang rentan terkena penyakit ini, terutama kelompok miskin dan daerah-daerah dengan akses kesehatan terbatas.