Keselamatan Jemaah Haji WNI Terancam Usai Israel Luncurkan Serangan Militer Besar ke Iran, Timur Tengah Kembali Memanas

masjid-pixabay-
Keselamatan Jemaah Haji WNI Terancam Usai Israel Luncurkan Serangan Militer Besar ke Iran, Timur Tengah Kembali Memanas
Pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025, pukul 03.00 waktu setempat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah-wilayah di Iran. Operasi militer yang dinamai "The Rising Lion" ini dilakukan oleh Angkatan Darat Israel (IDF) dan melibatkan puluhan jet tempur canggih. Sasaran utama dari operasi tersebut adalah sejumlah lokasi strategis yang diduga menjadi pusat pengayaan uranium Iran, termasuk fasilitas nuklir rahasia serta beberapa titik penting di ibu kota Teheran.
Langkah militer Israel ini memicu kejutan besar di kancah internasional. Para analis menilai bahwa serangan ini merupakan eskalasi terbesar dalam konflik berkepanjangan antara dua negara yang sudah lama berseteru. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menyatakan bahwa operasi semacam ini akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatangkan, dengan target utama adalah instalasi nuklir Iran yang diyakini memiliki kemampuan untuk memproduksi hingga sembilan senjata nuklir.
Reaksi dari Sekutu Iran: Houthi dan Milisi Syiah Pro-Iran Balas Serang
Sebagai respons atas serangan Israel, kelompok Houthi di Yaman dan sejumlah milisi Syiah pro-Iran di Irak melakukan serangan balasan. Salah satu sasaran mereka adalah Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Serangan ini menunjukkan bahwa ketegangan tidak hanya terjadi antara Israel dan Iran, tetapi juga melibatkan aktor-aktor regional lainnya yang memiliki hubungan ideologis maupun politik dengan Tehran.
Dengan adanya serangan balasan ini, dunia mulai khawatir akan potensi perang proxy yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Konflik yang melibatkan banyak pihak bisa sangat sulit dikontrol dan berpotensi mengubah dinamika geopolitik global.
Dampak pada Negosiasi Nuklir AS-Iran
Serangan Israel terjadi tepat di tengah proses negosiasi nuklir antara Amerika Serikat dan Iran yang difasilitasi oleh Oman. Rencananya, pembicaraan tersebut akan dilanjutkan pada Minggu, 15 Juni 2025. Namun dengan situasi yang semakin panas, Iran mulai menaruh curiga bahwa serangan ini mendapat dukungan terselubung dari Washington sebagai bentuk tekanan agar Iran menerima tuntutan AS dalam perundingan.
Akibatnya, Iran diperkirakan akan mundur dari meja perundingan atau setidaknya memperberat posisinya dalam tuntutan diplomatik. Hal ini tentu saja memperumit upaya internasional dalam mencapai kesepakatan yang dapat menahan ambisi nuklir Iran.
Ketegangan Global: Minyak Naik, Jalur Perdagangan Terancam
Eskalasi konflik antara Israel dan Iran telah membuat pasar global gelisah. Hanya empat jam pasca-serangan, harga minyak mentah dunia langsung melonjak sebesar 6,19 persen, dari USD 70,25 menjadi USD 74,60 per barel. Lonjakan ini terjadi karena investor khawatir akan gangguan pasokan akibat ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah, khususnya jalur perdagangan internasional seperti Laut Merah dan Selat Hormuz.
Selain itu, ancaman terhadap infrastruktur energi dan kapal-kapal tanker di kawasan juga meningkat, sehingga memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak yang bisa berimbas pada ekonomi global.