Hillary Brigitta Anak Siapa? Anggota DPR Ini Tolak Biayai Pemulangan Pekerja Migran Ilegal dari Kamboja, Ini Alasannya

Brigita-Instagram-
Hillary Brigitta Anak Siapa? Anggota DPR Ini Tolak Biayai Pemulangan Pekerja Migran Ilegal dari Kamboja, Ini Alasannya
Belakangan ini, nama Hillary Brigitta Lasut menjadi sorotan publik usai menyampaikan pernyataan tegas terkait penolakan biaya pemulangan pekerja migran ilegal dari Kamboja. Sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat yang mewakili daerah pemilihan Sulawesi Utara, sikap politisi muda ini memicu beragam reaksi di media sosial.
Namun sebelum membahas lebih jauh mengenai pernyataan kontroversial tersebut, tak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat siapa sebenarnya Hillary Brigitta Lasut, termasuk latar belakang keluarganya dan kiprahnya di dunia politik.
Profil Singkat Hillary Brigitta Lasut
Hillary Brigitta Lasut lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 22 Mei 1996. Di usia yang masih relatif muda, ia telah berhasil menempuh karier politik yang cemerlang. Perempuan keturunan Minahasa ini merupakan putri tunggal dari pasangan Elly Engelbert Lasut dan Adriana Tumbelaka.
Ayahnya, Elly Engelbert Lasut, adalah tokoh politik yang cukup dikenal di wilayah Kepulauan Talaud. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Kepulauan Talaud selama tiga periode berturut-turut, yakni 2004–2009, 2009–2014, dan kembali menjabat pada 2019 hingga masa jabatan berakhir tahun 2024.
Dengan latar belakang keluarga yang sudah mapan di dunia politik, wajar jika Hillary kemudian juga memilih jalur yang sama. Namun, meski berasal dari keluarga politisi, ia tetap menjalani proses seleksi seperti calon legislatif lainnya. Pada Pemilu 2019, Hillary berhasil lolos menjadi anggota DPR RI muda setelah maju dari Daerah Pemilihan Sulawesi Utara.
Kontroversi Pernyataan Soal Pemulangan Pekerja Migran Ilegal
Beberapa waktu lalu, Hillary Brigitta membuat unggahan di Instagram Story akun pribadinya, @hillarybrigitta, yang langsung viral dan menuai banyak respons dari netizen. Dalam unggahannya itu, ia menyampaikan kekecewaannya atas maraknya kasus pekerja migran ilegal yang bekerja di negara tetangga, khususnya Kamboja.
Yang menjadi sorotan utama adalah pernyataannya bahwa dirinya tidak akan lagi menanggung biaya pemulangan para pekerja migran ilegal tersebut—baik dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia.
“Saya tidak akan lagi menanggung biaya pemulangan jenazah atau pun kepulangan para pekerja migran ilegal dari Kamboja,” tulisnya dalam postingan tersebut.
Menurut Hillary, upaya bantuan yang lebih bermakna baginya saat ini adalah memberikan pendidikan dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan oleh para pekerja migran tersebut.
Alasan Politisi Muda Ini Menolak Tanggung Jawab Pemulangan
Lebih lanjut, Hillary menyampaikan rasa kecewa serta permintaan maaf atas keputusannya ini. Ia mengaku sudah berkali-kali memberikan peringatan kepada masyarakat tentang bahaya menjadi pekerja migran secara ilegal. Sayangnya, peringatan-peringatan tersebut belum sepenuhnya didengarkan.
“Saya merasa harus mulai tegas. Saya bukan tidak peduli, tapi saya ingin masyarakat lebih bijak dan tidak mudah tergiur dengan tawaran pekerjaan dari oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar wanita kelahiran Manado itu.
Ia menegaskan bahwa pihaknya lebih fokus pada edukasi dan pencegahan agar tidak ada lagi korban dari modus penipuan tenaga kerja ilegal yang marak terjadi belakangan ini.
Respon Publik: Ada yang Setuju, Ada Juga yang Protes
Pernyataan tegas Hillary Brigitta mendapat beragam respon dari publik. Beberapa netizen menyambut baik langkahnya karena dinilai sebagai cara untuk mendorong kesadaran masyarakat akan risiko bekerja secara ilegal di luar negeri.
Namun, di sisi lain, ada juga yang mengecam keputusan tersebut karena dianggap tidak manusiawi, terlebih untuk kasus jenazah yang harus dipulangkan ke keluarga.
Meski begitu, tampaknya Hillary tetap pada pendiriannya. Ia percaya bahwa langkah preventif jauh lebih penting daripada sekadar menangani dampak yang terjadi setelah masalah terlanjur muncul.
Pentingnya Edukasi dan Pencegahan bagi Calon Pekerja Migran
Kasus pekerja migran ilegal memang bukan isu baru di Indonesia. Maraknya tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Kamboja membuat banyak orang tergiur tanpa memperhatikan legalitas proses perekrutan.