Juliana Marins Anaknya Siapa? Inilah Biodata Turis Asal Brasil yang Dikabarkan Meninggal Usai Jatuh di Gunung Rinjani, Bukan Orang Biasa?

Juliana Marins Anaknya Siapa? Inilah Biodata Turis Asal Brasil yang Dikabarkan Meninggal Usai Jatuh di Gunung Rinjani, Bukan Orang Biasa?

Julia-Instagram-

Juliana Marins Anaknya Siapa? Inilah Biodata Turis Asal Brasil yang Dikabarkan Meninggal Usai Jatuh di Gunung Rinjani, Bukan Orang Biasa?
Profil Tampang Juliana Marins? Turis Asal Brasil yang Dikabarkan Meninggal Usai Jatuh di Gunung Rinjani, Lengkap: Umur, Agama dan Akun Instagram
Tragedi Juliana Marins Turis Asal Brasil yang Dikabarkan Meninggal Usai Jatuh di Gunung Rinjani: Netizen Global Murka, Basarnas Beri Penjelasan

Pada Sabtu, 21 Juni 2025, jagat maya digemparkan oleh kabar jatuhnya seorang turis asal Brasil bernama Juliana Marins di kawasan tebing curam Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Peristiwa ini tidak hanya mengundang perhatian nasional, tetapi juga menjadi sorotan internasional, terutama dari warga Brasil dan masyarakat global yang mengecam lambannya respons evakuasi.



Juliana dilaporkan terjatuh di medan ekstrem dengan ketinggian sekitar 9.000 kaki di atas permukaan laut. Selama lebih dari 72 jam, ia terjebak tanpa pasokan air dan makanan. Kondisi fisik dan mental korban tentu sangat memprihatinkan, dan ketidakhadiran informasi jelas dari pihak berwenang memicu kemarahan publik dunia maya.

Kemarahan Netizen Dunia Maya
Kabar tersebut cepat menyebar melalui media sosial, khususnya Twitter, di mana banyak netizen dari Brasil dan negara lain menyampaikan kekecewaan mereka terhadap pemerintah Indonesia. Mereka menuding bahwa proses evakuasi terlalu lama dan tidak manusiawi.

Salah satu cuitan viral berasal dari akun @yankisner yang menyatakan, “Sangat sulit untuk tidak merasa geram atas perlakuan pemerintah Indonesia terhadap Juliana. Ia hampir tiga hari tanpa air dan makanan, dan seolah nyawanya tidak dihargai dengan layak oleh pihak berwenang.”



Tidak hanya itu, akun @poponze bahkan menuduh bahwa video penyelamatan yang dirilis adalah rekayasa semata. “Semua video penyelamatan yang dibuat adalah kebohongan. Mereka tidak dapat menjangkaunya. Bantuan telah dinanti selama lebih dari 30 jam,” tulisnya.

Kemarahan ini diperparah dengan minimnya update resmi dari pihak otoritas selama beberapa hari pasca-kejadian, sehingga opini publik mulai dipenuhi spekulasi dan tuduhan yang belum tentu benar.

Tanggapan Resmi Basarnas
Merespons kritik keras yang datang dari berbagai pihak, Badan SAR Nasional (Basarnas) memberikan klarifikasi mengenai upaya penyelamatan yang sudah dilakukan sejak hari pertama kejadian. Dalam pernyataan resminya, Basarnas menjelaskan bahwa tim penyelamat langsung bergerak cepat begitu menerima laporan.

“Enam personel dari Basarnas Special Group (BSG) dan satu unit helikopter telah dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi. Korban ditemukan di kedalaman 600 meter, posisi sangat sulit dijangkau,” ujar perwakilan Basarnas dalam konferensi pers.

Medan yang curam, kondisi cuaca ekstrem, serta kadar oksigen yang rendah di ketinggian membuat operasi penyelamatan menjadi sangat kompleks. Hal ini menjadi penghalang utama bagi tim SAR untuk mencapai lokasi korban secara cepat.

Setelah berhari-hari berusaha keras, tim penyelamat akhirnya berhasil menjangkau Juliana pada Selasa, 24 Juni 2025, namun sayangnya ia dinyatakan telah meninggal dunia. Jenazah korban ditemukan di kedalaman 600 meter, tepatnya di area tebing yang sangat sulit diakses.

Hingga Rabu pagi, empat personel SAR masih berada di lokasi bersama jenazah, sementara tiga personel lainnya berada di kedalaman 400 meter. Rencana evakuasi ke atas terpaksa ditunda karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Respons Pemerintah dan Diplomasi Internasional
Pemerintah Indonesia pun ikut turun tangan menangani kasus ini. Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau dan mengadvokasi berbagai kasus kemanusiaan, termasuk tragedi yang dialami Juliana Marins.

Selain itu, Kedutaan Besar Brasil juga mengirimkan perwakilannya ke Posko Sembalun guna memantau langsung perkembangan evakuasi. Langkah diplomatik ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah Brasil dalam menangani nasib warganya yang menjadi korban.

Suara Netizen Lokal: Evaluasi Sistem Keamanan Pendakian
Di tengah maraknya kritik dari netizen internasional, suara dari dalam negeri juga mulai muncul. Sejumlah masyarakat lokal ikut angkat bicara, menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendakian di Gunung Rinjani.

Baca juga: Siapa Nada Nalida? Sosok Pengusaha Muda yang Viral di TikTok, Bagikan Tips Sukses di Usia 22 Tahun

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya