Siapa Agam? Diduga Guide yang Meninggalkan Juliana Marins WNA Brazil yang Meninggal Dunia Jatuh di Gunung Rinjani

Agam-Instagram-
Siapa Agam? Diduga Guide yang Meninggalkan Juliana Marins WNA Brazil yang Meninggal Dunia Jatuh di Gunung Rinjani
Tragedi di Gunung Rinjani: Kisah Juliana Marins, Pemandu Agam, dan Kontroversi yang Mengiringi
Pada Sabtu, 21 Juni 2025, tragedi menyelimuti kawasan wisata Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Seorang warga negara asing (WNA) asal Brasil, Juliana Marins, dilaporkan jatuh ke jurang saat melakukan pendakian di jalur yang terkenal menantang tersebut. Peristiwa ini tidak hanya memicu keprihatinan internasional, tetapi juga membawa nama sang pemandu, Agam, ke dalam sorotan tajam publik.
Agam, seorang pemandu lokal berpengalaman, saat itu bertugas mendampingi Juliana dan rombongan dalam ekspedisi mereka ke Gunung Rinjani. Sayangnya, perjalanan yang semula direncanakan sebagai pengalaman petualangan tak terlupakan berubah menjadi duka yang mendalam.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, Juliana Marins diketahui merupakan pendaki pemula. Meski begitu, ia bersama sejumlah temannya tetap memutuskan untuk menjelajahi jalur Gunung Rinjani, salah satu gunung tertinggi di Indonesia dengan medan yang tergolong ekstrem.
Dalam perjalanan menuju puncak, Juliana disebut mulai merasa lelah dan kesulitan melanjutkan pendakian. Ia kemudian memilih untuk berhenti dan turun dari rute pendakian. Namun, di sinilah titik kontroversi muncul.
Beberapa sumber menyebut bahwa Agam diduga meninggalkan Juliana sendirian karena harus mendampingi rekan-rekan korban yang masih ingin mencapai puncak. Dalam sebuah wawancara dengan media Brasil Fantastico , kakak Juliana mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan sang pemandu.
“Mereka melanjutkan perjalanan, dan pemandu wisata itu tidak menemaninya,” ujar sang kakak.
Kondisi fisik Juliana yang tidak terbiasa dengan medan sulit serta minimnya pengalaman mendaki membuat banyak pihak mempertanyakan keputusan pemandu untuk meninggalkannya tanpa pengawasan.
Pro dan Kontra di Sekitar Pemandu
Setelah insiden tersebut, Agam menjadi sorotan publik. Di satu sisi, ia dikecam lantaran dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai pemandu wisata alam. Banyak yang berpendapat bahwa seorang pemandu profesional seharusnya tidak meninggalkan peserta yang sedang dalam kondisi rentan.
Namun, di sisi lain, Agam juga mendapat apresiasi dari sebagian kalangan, termasuk dari warganet Brasil. Setelah mendengar kabar Juliana jatuh, Agam langsung berinisiatif melakukan pencarian dan penyelamatan secara mandiri. Bahkan, ia sempat melakukan siaran langsung melalui Instagram untuk memberikan update kepada keluarga korban dan masyarakat luas.
"Dia pergi ke sana sendirian untuk membantu penyelamatan Juliana dan melakukan siaran langsung memberikan kabar terbaru kepada ribuan orang," tulis akun Twitter @valeuuca dari Brasil, memberikan apresiasi atas upaya heroik Agam.
Upaya Pencarian dan Penemuan Korban
Proses pencarian Juliana dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari pemandu lokal, relawan, serta instansi terkait. Jalur Gunung Rinjani yang curam dan medan yang sulit membuat proses evakuasi cukup rumit.
Setelah hampir tiga hari pencarian intensif, tubuh Juliana akhirnya ditemukan pada Selasa malam, 24 Juni 2025, sekitar pukul 18.00 WITA. Sayangnya, saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Korban dipastikan dalam kondisi meninggal dunia. Selanjutnya, jenazah korban dilakukan wrapping survivor untuk mempermudah proses evakuasi," kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Mohammad Syafii.