Ahmad Dhani dan Uan Juicy Luicy Tawarkan Musik Gratis untuk Cafe, LMKN Langsung Bereaksi: Jangan Salah Paham!

Ahmad dhani-Instagram-
Kolaborasi, Bukan Konfrontasi
Di tengah semua ini, langkah Ahmad Dhani dan Uan Juicy Luicy justru bisa menjadi titik awal dialog yang lebih sehat antara musisi, pelaku usaha, dan lembaga pengelola hak cipta. Alih-alih saling menyalahkan, semua pihak perlu duduk bersama untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.
“Musik adalah bagian dari budaya. Ia harus bisa dinikmati, tapi juga harus menghargai proses dan jerih payah di baliknya,” kata seorang pegiat seni dari komunitas musik indie Jakarta.
Dengan semakin berkembangnya ekosistem musik digital dan maraknya usaha kreatif berbasis musik, kini saatnya Indonesia memiliki sistem royalti yang modern, adil, dan inklusif. Bukan sistem yang justru menghambat kreativitas dan kehidupan ekonomi kota-kota kecil.
Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Kafe Sekarang?
Bagi para pemilik kafe atau tempat usaha yang ingin tetap menyuguhkan musik bagi pelanggan, LMKN menyarankan untuk tetap mengikuti prosedur resmi. Saat ini, lembaga tersebut menyediakan skema lisensi yang bisa disesuaikan dengan skala usaha, termasuk tarif khusus untuk UMKM.
Namun, masyarakat juga mendesak agar LMKN lebih proaktif dalam sosialisasi, mempermudah proses pendaftaran, dan memberikan transparansi soal distribusi royalti.
“Kami tidak menolak bayar. Kami hanya ingin tahu uang kami digunakan untuk apa, dan apakah musisi benar-benar mendapat bagian yang adil,” pungkas Rina, pemilik kafe musik di Yogyakarta.