Jet Tempur F-22 Catat Rekor Tembakan AIM-120 AMRAAM Terjauh dalam Sejarah

Jet F22--
Pada akhir 2024 lalu, jet tempur F-22 Raptor berhasil mencetak rekor baru dalam sejarah uji coba rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM.
Rudal yang ditembakkan dalam uji di Eglin Air Force Base, Florida, itu mencapai jarak terjauh yang pernah dicapai sejak senjata ini pertama kali digunakan.
Raytheon sebagai produsen AMRAAM mengumumkan kabar ini secara resmi pada 16 September 2025, setelah Angkatan Udara Amerika Serikat memberi lampu hijau untuk dipublikasikan.
Menariknya, capaian ini tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan desain fisik rudal, melainkan lebih banyak berkat pembaruan perangkat lunak.
Melalui program penyegaran yang disebut form, fit, function refresh (F3R), AMRAAM kini dilengkapi sistem elektronik yang lebih modern, baterai yang lebih efisien, serta profil penerbangan yang dioptimalkan.
Kombinasi ini membuat rudal dapat memanfaatkan kecepatan dan ketinggian saat diluncurkan dari pesawat tempur generasi kelima seperti F-22 dan F-35, sehingga mampu menempuh jarak lebih jauh.
Sebelum rekor ini tercipta, catatan tembakan terpanjang dipegang oleh F-15C Eagle pada 2021. Saat itu, rudal AIM-120 berhasil mengenai target drone BQM-167 dalam latihan Weapons Systems Evaluation Program di Tyndall AFB, Florida.
Dengan pencapaian terbaru, F-22 membuktikan kemampuannya dalam memaksimalkan teknologi rudal yang terus berkembang seiring waktu.
Sejak awal diperkenalkan pada 1990-an, AIM-120 AMRAAM telah menjadi tulang punggung pertempuran udara jarak menengah hingga jauh.
Ribuan unit telah ditembakkan di berbagai konflik dan digunakan oleh puluhan negara. Namun, ancaman dari luar juga semakin kompleks. Negara-negara seperti Tiongkok dengan PL-15 dan Rusia dengan R-37M menghadirkan tantangan baru melalui rudal jarak jauh yang mereka kembangkan.
Hal ini mendorong AS untuk terus memperkuat kemampuan AMRAAM agar tetap relevan di medan tempur modern.
Versi terbaru AIM-120D diyakini mampu menjangkau lebih dari 160 kilometer, meskipun angka pasti tidak pernah dibuka ke publik. Dengan peningkatan berbasis software, pilot dan operator tidak perlu menjalani pelatihan tambahan karena sistem rudal tetap familier untuk digunakan.
Permintaan pasar terhadap AMRAAM pun semakin tinggi. Pada Juli 2025, Raytheon bahkan mengantongi kontrak senilai 3,5 miliar dolar AS untuk produksi massal yang juga mencakup kebutuhan negara-negara sekutu.
Walaupun Amerika Serikat saat ini tengah mengembangkan rudal generasi baru AIM-260 JATM untuk menghadapi ancaman di masa depan, AIM-120 AMRAAM masih akan menjadi senjata andalan dalam arsenal udara.
Keberhasilan F-22 menorehkan rekor tembakan terjauh semakin menegaskan posisi AMRAAM sebagai rudal yang tak hanya legendaris, tetapi juga adaptif mengikuti perkembangan zaman.