Demo Mahasiswa Soroti Mayor Teddy Indra Wijaya, Tuntut Pemisahan Militer dan Sipil

Mayor teddy-Instagram-
Demo Mahasiswa Soroti Mayor Teddy Indra Wijaya, Tuntut Pemisahan Militer dan Sipil. Gagal Telepon Seskab Mayor Teddy, Suasana Demo di DPRD Jatim Menjadi Tegang Hingga Bakar Poster Mantan Ajudan Presiden Prabowo Subianto. Sumber Masalah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto Benarkah Mayor Teddy?
Jakarta – Aksi unjuk rasa dari Forum Mahasiswa Menggugat kembali menggema di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin sore. Demo ini diwarnai dengan berbagai poster kritik yang menyoroti peran Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Mayor Teddy Indra Wijaya, serta isu pemisahan antara ranah sipil dan militer dalam pemerintahan.
Mayor Teddy Disorot dalam Poster Unjuk Rasa
Para mahasiswa membawa sejumlah poster dengan tulisan tajam yang menyebut Mayor Teddy sebagai sosok yang diduga menghambat komunikasi dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Beberapa di antaranya berbunyi:
“Mayor Teddy Langgar UU TNI, Dari Prajurit Aktif Hingga Menjabat Seskab”
“Mayor Teddy Telah Mencoreng Citra Pemerintahan Prabowo”
“Mayor Teddy Penghambat Komunikasi dan Sumber Masalah Pemerintahan Presiden Prabowo”
Para demonstran menyoroti dugaan pelanggaran hukum terkait jabatan Mayor Teddy. Mereka menyinggung Pasal 47 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang menyatakan bahwa prajurit aktif TNI dilarang menduduki jabatan sipil. Dengan posisi sebagai Sekretaris Kabinet, mahasiswa menilai bahwa Mayor Teddy telah melanggar aturan tersebut.
Selain itu, dalam salah satu poster, mahasiswa juga menegaskan pentingnya pemisahan antara ranah sipil dan militer. Mereka mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi yang seharusnya tidak mencampuradukkan peran TNI dalam urusan pemerintahan.
Seruan Penolakan RUU TNI, Polri, dan Kejaksaan
Tak hanya menyoroti Mayor Teddy, aksi ini juga membawa tuntutan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI, Polri, dan Kejaksaan. Mahasiswa menilai bahwa aturan dalam RUU tersebut berpotensi membuka celah bagi penyalahgunaan kewenangan hingga praktik korupsi.
Seruan ini turut diperkuat dengan yel-yel dari mahasiswa yang terus menggema di lokasi aksi. Dengan mengenakan almamater masing-masing, mereka menyanyikan mars perjuangan, salah satunya “Mahasiswa Buruh Tani”, sebagai bentuk solidaritas terhadap demokrasi dan pemerintahan yang bersih.
Dijaga Ketat 1.623 Personel Gabungan
Aksi yang berlangsung di kawasan Monumen Nasional (Monas) ini mendapat pengamanan ketat dari aparat keamanan. Sebanyak 1.623 personel gabungan diterjunkan untuk mengawal jalannya unjuk rasa.