Profil Tampang Muhammad Reza Ao Ketua Pemuda Pancasila Tangsel yang Kini Diburu Polisi Usai Konflik di RSUD Tangsel, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG

ilustrasi-pixabay-
Profil Tampang Muhammad Reza Ao Ketua Pemuda Pancasila Tangsel yang Kini Diburu Polisi Usai Konflik di RSUD Tangsel, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG
Siapa Muhammad Reza Ao? Ketua Pemuda Pancasila Tangsel yang Kini Diburu Polisi Pasca Konflik di RSUD Tangsel, Begini Kronologinya
Tahun 2025 menjadi tahun penuh sorotan bagi ormas Pemuda Pancasila (PP), khususnya di wilayah Tangerang Selatan. Sebuah konflik besar terjadi antara PP dengan vendor pengelola parkir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Selatan, yakni PT Bangsawan Cyberindo Indonesia (BCI). Konflik ini berujung pada peningkatan eskalasi hukum, salah satunya melibatkan nama Muhammad Reza Ao, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kota Tangerang Selatan.
Hingga kini, Reza Ao belum berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Kasus ini pun terus mengundang perhatian publik, baik dari kalangan masyarakat umum maupun para pihak yang selama ini aktif dalam dinamika organisasi kemasyarakatan.
Riwayat Jabatan dan Kiprah Muhammad Reza Ao
Muhammad Reza Ao diketahui menjabat sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Tangerang Selatan sejak tahun 2023. Ia dilantik secara resmi dalam sebuah acara yang turut disiarkan oleh media sosial. Salah satu unggahan Instagram dari akun @234sc_pcpamulang pada Minggu, 25 Mei 2025, menyatakan bahwa Reza Ao telah sah memimpin organisasi tersebut untuk periode 2023–2027.
Namun, jabatannya sebagai ketua tak lama berselang langsung diwarnai dengan konflik internal maupun eksternal. Perseteruan dengan vendor parkir RSUD Tangsel menjadi titik awal dari kontroversi yang kini tengah menjeratnya.
Kronologi Bentrokan di RSUD Tangerang Selatan
Konflik bermula saat Pemuda Pancasila diduga melakukan upaya intervensi terhadap pengelolaan lahan parkir di RSUD Tangerang Selatan. Mereka datang dengan rombongan sekitar 30 orang, terdiri dari delapan orang pengurus inti dan sisanya anggota organisasi. Rombongan tersebut dikabarkan mendatangi lokasi dengan maksud menegaskan kontrol atas area parkir yang selama ini dikelola oleh PT BCI.
Dalam insiden itu, beberapa oknum dari kelompok tersebut diduga melakukan tindakan intimidasi terhadap pekerja vendor. Palang parkir rusak akibat perlakuan kasar, sementara beberapa pekerja mengalami cedera karena didorong hingga jatuh. Peristiwa ini memicu reaksi keras dari pihak vendor, yang kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Respons Kepolisian dan Status Buron
Akibat insiden tersebut, polisi mulai melakukan penyelidikan dan memproses perkara sesuai dengan hukum yang berlaku. Muhammad Reza Ao sebagai tokoh sentral dalam organisasi menjadi salah satu target utama penyelidikan. Meski begitu, hingga kini ia belum berhasil diamankan dan statusnya tetap dalam pencarian oleh pihak kepolisian.
Kasus ini semakin memanas dengan adanya tudingan bahwa ada tekanan atau bahkan proteksi dari pihak tertentu yang membuat pelaku sulit ditangkap. Hal ini pun memicu pertanyaan dari masyarakat luas, terutama soal transparansi dan independensi penegakan hukum dalam konflik yang melibatkan ormas besar seperti Pemuda Pancasila.
Dampak Sosial dan Politik
Kejadian ini tidak hanya berdampak pada ranah hukum, tetapi juga menciptakan polarisasi di masyarakat. Di satu sisi, ada pihak yang melihat Pemuda Pancasila sebagai bagian dari struktur ormas yang harus tetap eksis menjaga ketertiban. Namun di sisi lain, banyak masyarakat yang mengecam aksi anarkis yang terjadi dan mempertanyakan legitimasi ormas jika mereka bertindak di luar koridor hukum.