Viral di Medsos, Video Salju dan Sungai Membeku di Riau, Hoax Atau Rekayasa AI

Viral di Medsos, Video Salju dan Sungai Membeku di Riau, Hoax Atau Rekayasa AI

salju-pixabay-

Viral di Medsos, Video Salju dan Sungai Membeku di Riau, Hoax Atau Rekayasa AI

Belakangan jagat media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan pemandangan tidak biasa: salju turun di Riau dan air sungai membeku. Visual yang menyerupai dokumentasi nyata ini dengan cepat menyebar di platform seperti TikTok dan YouTube, memicu kegaduhan di kalangan netizen.



Banyak warganet terkejut, bahkan ada yang mulai khawatir apakah fenomena tersebut bisa menjadi pertanda perubahan iklim ekstrem di Indonesia. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata video tersebut bukanlah rekaman nyata dari lokasi kejadian, melainkan hasil karya seni berbasis teknologi artificial intelligence (AI), tepatnya Google Veo 3.

Google Veo 3: Alat Canggih Pembuat Video Realistis
Google Veo 3 adalah salah satu alat generative AI terbaru yang mampu menciptakan video realistis hanya dari teks deskripsi atau prompt . Pengguna cukup mengetikkan konsep visual yang diinginkan, lalu sistem akan menghasilkan video yang tampak sangat nyata.

Dalam kasus video viral di Riau, AI ini berhasil membuat ilusi lengkap dengan efek salju turun, permukaan air membeku, hingga suasana dingin yang khas dengan negara empat musim. Padahal, semua elemen dalam video itu merupakan hasil rekayasa digital belaka.



BMKG Pastikan Itu Hoaks!
Kehebohan yang terus berkembang akhirnya mendapat respons resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dalam keterangan pers pada 24 Maret 2025, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa informasi tentang turunnya salju di Indonesia adalah hoaks.

“Itu hoaks! BMKG tidak pernah mengeluarkan prediksi bahwa Indonesia akan turun salju,” tegas Dwikorita.

Ia menjelaskan bahwa suhu rata-rata di wilayah Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau, berkisar antara 25 hingga 27 derajat Celsius. Angka ini jauh dari titik beku (0°C) yang diperlukan untuk pembentukan salju secara alami. Selain itu, kondisi atmosfer dan iklim tropis Indonesia tidak mendukung terjadinya fenomena salju.

Isu Lama yang Terus Berulang
Fenomena yang sempat heboh beberapa tahun lalu—soal Indonesia akan mengalami hujan salju—nyatanya masih terus bergema. Bedanya, kini isu tersebut dibungkus dengan visual yang lebih meyakinkan berkat perkembangan teknologi AI.

Menurut BMKG, penyebaran konten semacam ini sangat berpotensi memicu kepanikan publik. Oleh karena itu, mereka mengimbau masyarakat untuk tidak langsung percaya begitu saja terhadap konten viral yang beredar di internet.

“Waspadai video-video buatan AI yang menyesatkan dan hanya mengejar klik,” ujar Dwikorita.

Bahaya Disinformasi di Era Digital
Kemunculan Google Veo 3 dan alat AI serupa membawa tantangan baru dalam era digital. Kini, siapa pun bisa membuat video fiksi yang tampak seolah-olah nyata. Batas antara fakta dan fiksi semakin kabur, dan disinformasi bisa menyebar lebih cepat dari sebelumnya.

Beberapa video lain juga menyebarkan klaim palsu bahwa Indonesia akan diguyur salju pada tahun 2026, lengkap dengan tanggal spesifik yang tidak memiliki dasar ilmiah sama sekali. Padahal, BMKG tidak pernah merilis prediksi semacam itu.

Disinformasi jenis ini berpotensi menyesatkan opini publik dan memengaruhi pengambilan keputusan penting, baik secara individu maupun kolektif.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya