Siapa Pemilik Kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana? Benarkah Ada Hubungannya dengan Tambang Nikel Raja Ampat Papua

tanda tanya-pixabay-
Apa Kata Para Ahli?
Beberapa pakar lingkungan dan ekonomi maritim memberikan pendapat mereka terkait isu ini. Menurut Dr. Rina Putri, ahli ekologi laut dari Universitas Indonesia, eksploitasi nikel di Raja Ampat bisa berdampak sangat serius, baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Penambangan di darat bisa menyebabkan sedimentasi di laut, yang pada akhirnya akan merusak terumbu karang dan ekosistem bawah laut. Ini adalah ancaman nyata bagi kelangsungan hidup spesies laut dan mata pencaharian nelayan lokal," paparnya.
Sementara itu, ekonom senior Dr. Faisal Basri mengingatkan bahwa meskipun sektor pertambangan memberikan kontribusi bagi pendapatan negara, pengorbanan lingkungan justru akan menimbulkan beban biaya yang jauh lebih besar di masa depan.
Harapan dari Rakyat: Stop Tambang Nikel di Raja Ampat
Masyarakat Indonesia, khususnya warga Raja Ampat dan para pecinta lingkungan, terus menggalang gerakan untuk menolak aktivitas tambang di kawasan tersebut. Aksi-aksi damai, petisi online, hingga kampanye di media sosial terus digalakkan.
Harapan mereka jelas: agar pemerintah segera mengambil sikap tegas untuk menghentikan aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat secara permanen. Selain itu, mereka meminta agar semua pihak yang terlibat dalam proses ini bertanggung jawab atas segala risiko yang timbul, baik secara lingkungan maupun sosial.