Nadiem Makarim Buka Suara Soal Isu Korupsi Pengadaan Laptop Rp9,9 Triliun: Bukan Hanya Laptop

Nadiem Makarim Buka Suara Soal Isu Korupsi Pengadaan Laptop Rp9,9 Triliun: Bukan Hanya Laptop

Nadiem-Instagram-

Nadiem Makarim Buka Suara Soal Isu Korupsi Pengadaan Laptop Rp9,9 Triliun: Bukan Hanya Laptop

Nama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019–2024, Nadiem Makarim, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, ia dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi pengadaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Total anggaran yang disebut mencapai Rp9,9 triliun membuat heboh masyarakat.



Namun, dalam sebuah kesempatan wawancara eksklusif melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier, Nadiem akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi tegas terkait pemberitaan tersebut. Ia membantah keras narasi yang menyebut dirinya terlibat atau mengambil keuntungan dari kasus itu.

Angka Rp9,9 Triliun Bukan Hanya untuk Laptop
Dalam podcast tersebut, Nadiem menegaskan bahwa angka Rp9,9 triliun bukan hanya dialokasikan untuk pengadaan laptop Chromebook semata. Menurutnya, jumlah tersebut merupakan total anggaran untuk seluruh perangkat TIK yang dibutuhkan dalam program digitalisasi pendidikan.

“Rp9,9 triliun adalah total pengadaan semua alat TIK. Jadi, bukan hanya laptop,” ujar Nadiem menjelaskan.



Pernyataan ini sekaligus membantah isu yang berkembang di media sosial maupun pemberitaan yang menyederhanakan masalah tersebut hanya sebagai pengadaan laptop. Nadiem merinci bahwa dari total anggaran tersebut, sekitar Rp7 triliun digunakan untuk membeli 1,1 juta unit laptop Chromebook dengan harga rata-rata per unit sekitar Rp6 juta.

Sementara sisa anggaran lainnya, kata dia, dipergunakan untuk membeli berbagai perangkat pendukung seperti proyektor, modem Wi-Fi, server mini, hingga infrastruktur jaringan yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Sistem E-Katalog LKPP Dijadikan Solusi Pencegahan Korupsi
Nadiem juga menjelaskan secara detail mekanisme pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek saat dirinya menjabat. Salah satu langkah penting yang diambil adalah menggunakan sistem e-katalog yang dikelola oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Menurut Nadiem, pemilihan sistem ini adalah upaya untuk meminimalisir potensi konflik kepentingan serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan.

“Kami tidak memilih pengadaan penunjukan langsung, kami tidak memilih pengadaan tender, kita memilih pengadaan e-katalog lewat LKPP,” katanya.

Dengan sistem ini, lanjut Nadiem, pihak kementerian tidak memiliki kewenangan untuk menentukan harga ataupun memilih penyedia barang secara subjektif. Semua sudah ditetapkan oleh LKPP sesuai standar harga pasar dan kualitas yang telah diverifikasi.

Didampingi Kejaksaan Sejak Awal, Nadiem Merasa Bingung
Yang mengejutkan, Nadiem mengaku bingung karena meskipun selama proses pengadaan berlangsung, pihaknya didampingi oleh Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (JAMDATUN). Pendampingan ini dilakukan mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan pengadaan.

“Saya heran juga karena kami sudah bekerja sama dengan Kejaksaan sejak awal. Kami minta pendampingan agar semua prosedur bisa berjalan sesuai aturan,” ucap Nadiem.

Meski demikian, Nadiem menegaskan sikap kooperatifnya terhadap proses hukum yang sedang berjalan. Ia siap memberikan data dan dokumen apapun yang diperlukan oleh pihak berwenang untuk membantu investigasi lebih lanjut.

Publik Heboh, Nadiem Disebut Menghilang
Sebelumnya, publik sempat dihebohkan dengan kabar bahwa Nadiem ‘menghilang’ dari publik setelah isu korupsi ini mencuat. Berbagai spekulasi pun bermunculan, termasuk pertanyaan dari masyarakat mengapa mantan CEO Gojek itu tidak langsung memberikan tanggapan atas pemberitaan tersebut.

Namun kini, melalui wawancara dengan Deddy Corbuzier, Nadiem akhirnya memberikan jawaban lengkap dan transparan terkait tuduhan yang menyeret namanya. Ia berharam masyarakat dapat memahami konteks yang lebih utuh sebelum menyimpulkan adanya indikasi korupsi.

Tanggung Jawab dan Transparansi dalam Kebijakan Digitalisasi Pendidikan
Nadiem Makarim dikenal sebagai tokoh reformis di dunia pendidikan. Selama masa jabatannya sebagai Mendikbud Ristek, ia gencar mempromosikan transformasi digital dalam dunia pendidikan, salah satunya melalui program distribusi perangkat TIK ke sekolah-sekolah.

Ia menyadari bahwa dalam kondisi darurat pandemi, akses teknologi menjadi sangat kritis bagi kelangsungan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, ia mengambil langkah strategis untuk mempercepat distribusi perangkat teknologi dengan tetap menjaga prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas.

“Tujuan utama kami adalah memastikan siswa dan guru punya akses yang layak ke teknologi. Bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk mendukung pembelajaran yang lebih inklusif dan berkualitas,” tuturnya.

Harapan Nadiem: Proses Hukum yang Adil dan Objektif
Di tengah maraknya pemberitaan yang cenderung sensational, Nadiem berharap agar proses hukum terkait kasus ini dilakukan secara objektif dan profesional. Ia percaya bahwa dengan adanya investigasi yang menyeluruh, fakta-fakta akan terungkap secara jelas.

“Saya percaya pada proses hukum. Saya juga percaya bahwa niat baik dan kerja keras kami selama ini harus dinilai secara adil,” tambahnya.

Baca juga: Jadwal Mega Bollywood Paling Yahud 16 – 22 Juni 2025

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya