Penyelenggara Retret Pelajar Kristen Sukabumi Tegaskan Lokasi Bukan Gereja, Melainkan Villa Pribadi

gereja-pixabay-
Penyelenggara Retret Pelajar Kristen Sukabumi Tegaskan Lokasi Bukan Gereja, Melainkan Villa Pribadi
Kegiatan retret pelajar Kristen yang berlangsung di sebuah villa di kawasan Cihadu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat sekelompok massa membubarkan acara yang diikuti oleh puluhan siswa dari berbagai sekolah tersebut.
Menanggapi situasi yang berkembang, pihak penyelenggara dengan tegas menyatakan bahwa lokasi kegiatan bukanlah sebuah gereja atau tempat ibadah tetap. Mereka menegaskan bahwa kegiatan tersebut digelar di sebuah villa pribadi milik kenalan mereka.
"Kami ingin klarifikasi bahwa kami tidak membangun gereja. Tempat yang digunakan adalah villa pribadi, dan pemiliknya merupakan orang yang kami kenal," ujar salah satu panitia penyelenggara saat memberikan pernyataan resmi.
Retret sebagai Agenda Liburan Siswa
Menurut penyelenggara, agenda retret ini merupakan program liburan untuk para pelajar Kristen yang bertujuan untuk memperkuat iman serta membangun semangat persaudaraan di antara peserta. Acara ini biasanya melibatkan kegiatan rohani, diskusi kelompok, hingga aktivitas rekreasi ringan.
"Retret ini bagian dari program pembinaan spiritual dan refreshing bagi anak-anak sekolah. Ini bukan kegiatan politik agama atau apapun yang bersifat mengganggu ketertiban umum," tambahnya.
Namun, sayangnya suasana damai dalam kegiatan tersebut mendadak rusak ketika sejumlah massa datang dan memaksa membubarkan acara. Dalam insiden tersebut, terjadi lemparan batu hingga kaca jendela bangunan pecah. Para peserta pun akhirnya memilih meninggalkan lokasi demi menjaga keselamatan bersama.
Desakan Publik kepada Dedi Mulyadi
Pasca-viralnya video kejadian tersebut, masyarakat luas mulai menyoroti respons dari tokoh-tokoh daerah, termasuk Wakil Ketua DPR RI Komisi II, Dedi Mulyadi. Sebagai tokoh asli Priangan Timur yang memiliki pengaruh besar di wilayah Sukabumi dan sekitarnya, publik berharap ia bisa turun tangan menyelesaikan konflik horizontal yang berpotensi memicu gesekan lebih luas.
"Kami berharap tokoh masyarakat seperti Pak Dedi Mulyadi dapat memberikan pendapat yang menenangkan. Ini tentang toleransi dan hidup berdampingan secara damai," harap salah satu warga netizen di kolom komentar media sosial.