Siapa Anak dan Suami Baoxia Liu? Wanita yang Diduga Jadi Penghubung Pasok Senjata ke Iran dan Diburu FBI, Benarkah Bukan Orang Sembarangan di China?

Siapa Anak dan Suami Baoxia Liu? Wanita yang Diduga Jadi Penghubung Pasok Senjata ke Iran dan Diburu FBI, Benarkah Bukan Orang Sembarangan di China?

Bao-Instagram-

Siapa Anak dan Suami Baoxia Liu? Wanita yang Diduga Jadi Penghubung Pasok Senjata ke Iran dan Diburu FBI, Benarkah Bukan Orang Sembarangan di China?
Nama Baoxia Liu , seorang warga negara China, kini tengah menjadi sorotan dunia internasional. Ia diduga kuat terlibat dalam jaringan penyelundupan komponen senjata militer dari Amerika Serikat ke Iran, khususnya untuk mendukung aktivitas militer Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Aksi-aksinya yang dinilai membahayakan keamanan global membuat badan penegak hukum Amerika, Federal Bureau of Investigation (FBI), menjadikannya sebagai buronan utama.

Pada bulan April 2024, FBI secara resmi mengumumkan bahwa hadiah sebesar 15 juta dolar AS atau sekitar Rp245 miliar ditawarkan kepada siapa pun yang berhasil memberikan informasi akurat terkait keberadaan Baoxia Liu. Ini menunjukkan betapa seriusnya pihak berwenang AS dalam memburu wanita 44 tahun ini.



Siapa Itu Baoxia Liu?
Dalam laporan resmi yang dipublikasikan di situs FBI, Baoxia Liu lahir di Weifang, Provinsi Shandong, China, pada tanggal 10 September 1981 . Wanita yang menggunakan nama samaran Emily Liu dan Baojuan Liu ini diketahui memiliki ciri fisik seperti rambut hitam, mata coklat, serta kemampuan berbahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi.

Kemampuan linguistik yang dimilikinya diyakini menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesannya dalam menjalankan operasi ilegalnya di berbagai wilayah, termasuk Iran. Selain itu, ia juga disebut memiliki hubungan bisnis dan intelijen yang luas, terutama dengan perusahaan-perusahaan di Tiongkok dan Timur Tengah.

Perannya dalam Penyelundupan Teknologi Militer
Menurut informasi yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melalui program Rewards for Justice (RFJ) , Baoxia Liu mulai aktif dalam aksi penyelundupan teknologi militer sejak tahun 2017 . Ia bersama tiga warga China lainnya—Li Yongxin (alias Emma Lee), Yung Yiu Wa (Stephen Yung), dan Zhong Yanlai (Sydney Chung)—diduga memanfaatkan perusahaan kedok di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk menyembunyikan pengiriman komponen elektronik asal Amerika Serikat.



Komponen-komponen tersebut merupakan produk bermuatan ganda (dual-use technology ), yang bisa digunakan baik untuk tujuan sipil maupun militer. Sayangnya, komponen tersebut ternyata digunakan untuk memproduksi senjata-senjata militer , termasuk drone tempur (UAV), sistem rudal balistik , serta alutsista lainnya.

Perusahaan-perusahaan di Iran yang menerima kiriman ilegal ini termasuk Shiraz Electronics Industries (SEI) , Rayan Roshd Afzar , dan beberapa afiliasinya. Perusahaan-perusahaan ini diketahui memiliki keterkaitan langsung dengan IRGC.

Dampak Global dari Aktivitas Ilegalnya
Aksi Baoxia Liu dan kelompoknya tidak hanya berdampak pada pelanggaran sanksi internasional, tetapi juga berkontribusi pada penyebaran senjata modern ke negara-negara konflik . IRGC, yang menjadi penerima akhir dari alat-alat militer tersebut, kemudian menjual persenjataan itu ke pemerintah dan kelompok milisi di Rusia, Sudan, Yaman , dan negara-negara lain yang sedang dilanda ketegangan politik.

Ini tentu saja meningkatkan risiko eskalasi konflik regional dan global. AS dan sekutunya khawatir bahwa senjata hasil ekspor ilegal ini dapat digunakan dalam berbagai operasi militer agresif, bahkan potensial digunakan dalam aksi terorisme lintas negara.

Respons Hukum dari Amerika Serikat
Pada awal 2024, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (Department of Justice/DOJ ) secara resmi mengajukan tuntutan pidana terhadap Baoxia Liu dan tiga rekannya . Mereka dituduh melakukan konspirasi bertahun-tahun dalam penyelundupan ribuan komponen elektronik militer dari Amerika Serikat ke Iran tanpa izin.

Tindakan mereka dinilai telah melanggar UU Ekspor AS, sanksi internasional, serta regulasi kontrol perdagangan senjata . Jika terbukti bersalah, mereka terancam hukuman penjara bertahun-tahun dan denda besar.

Baca juga: Profil Tampang Felicia Putri Tjiasaka Lengkap dari Umur, Agama dan IG Sosok TikToker yang Minta Maaf Usai Rugikan Investor Hingga Rp1,67 Miliar

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya