VIRAL! Pulau Gag Raja Ampat Kini Diburamkan Google Maps

Raja ampat-Instagram-
VIRAL! Pulau Gag Raja Ampat Kini Diburamkan Google Maps
Kenapa Pulau Gag Raja Ampat di Google Maps Diblur? Begini Penjelasannya
Pulau Gag kembali menjadi perbincangan hangat setelah diketahui bahwa lokasi pulau ini di Google Maps kini telah diblur atau dipermudah tampilannya. Pulau yang merupakan bagian dari gugusan Raja Ampat , Papua Barat Daya ini memang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari dengan keindahan alam yang luar biasa. Namun, masyarakat yang penasaran dan mencoba melihatnya lewat Google Maps justru mendapati pemandangan yang tidak utuh.
Kenapa Pulau Gag Diblur di Google Maps?
Dalam sebuah cuitan Twitter dari akun @mpaujiii , terlihat tangkapan layar Google Maps yang menunjukkan Pulau Gag dalam kondisi diblur. Cuitan tersebut menyebutkan:
"Sekarang mending cek aja Gag Island di Gmaps. Diblur cok wkwkw."
Hal ini memicu rasa penasaran publik, terlebih lagi jika mengingat betapa viralnya Raja Ampat sebagai destinasi wisata dunia. Namun, ternyata pemburaman pada lokasi tertentu di Google Maps bukanlah hal baru.
Menurut informasi dari Bantuan Google Maps , pemilik properti atau pihak berwenang dapat meminta agar suatu lokasi atau bangunan diburamkan untuk menjaga privasi atau keamanan.
Cara Meminta Pemburaman Lokasi di Google Maps
Jika ada permintaan dari pihak tertentu (seperti pemerintah daerah atau pemilik lahan) untuk menjaga privasi atau sensitivitas tertentu, Google membuka kesempatan untuk melaporkan permintaan pemburaman. Berikut langkah-langkahnya:
Buka aplikasi atau situs web Google Maps
Cari lokasi yang ingin dilaporkan
Klik atau masuk ke Street View dari lokasi tersebut
Klik tombol "Laporkan Masalah"
Isi formulir sesuai instruksi, termasuk detail permintaan pemburaman
Kirim dan tunggu konfirmasi dari tim Google via email
Setelah diverifikasi, Google akan memproses permintaan tersebut dan melakukan pemburaman secara permanen jika diminta.
Konteks Kontroversi Tambang Nikel di Pulau Gag
Pulau Gag sebelumnya sempat menjadi sorotan karena adanya rencana pengembangan tambang nikel. Pernyataan dari Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu , menyebut bahwa aktivitas tambang tidak akan mengganggu ekosistem Raja Ampat, termasuk Pulau Gag. Meskipun begitu, masih banyak pihak yang khawatir akan dampak lingkungan dari aktivitas tersebut.