Tampang Sosok A Pegawai Minimarket di Tangerang Viral, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual pada Anak Kecil dengan Modus Top Up Gratis

Tampang Sosok A Pegawai Minimarket di Tangerang Viral, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual pada Anak Kecil dengan Modus Top Up Gratis

Indomaret-Instagram-

Tampang Sosok A Pegawai Minimarket di Tangerang Viral, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual pada Anak Kecil dengan Modus Top Up Gratis

Pada Senin (16/6), sebuah kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur menghebohkan warga Kota Tangerang. Pelaku diduga adalah seorang pegawai minimarket yang berlokasi di wilayah Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten. Yang lebih mencengangkan lagi, pelaku menggunakan modus menarik perhatian korban dengan iming-iming top up saldo game gratis senilai Rp100 ribu.



Kasus ini mulai terbongkar ketika orang tua korban mencurigai perilaku anaknya yang berjalan tidak biasa saat pulang ke rumah. Dari pengakuan korban dan bukti fisik yang ditemukan, terungkaplah tindakan bejat yang dilakukan oleh oknum pegawai tersebut.

Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang tersebar melalui akun media sosial X @Heraloebss, kronologi bermula saat korban, seorang anak kecil, datang ke minimarket untuk melakukan top up saldo game online. Saat itulah pelaku mulai menjalankan aksinya.

Dengan rayuan manis dan janji top up gratis, pelaku membujuk korban agar mau mengikutinya ke toilet dalam minimarket tersebut. Korban yang masih polos dan tertarik dengan iming-iming hadiah, tanpa sadar mengikuti pelaku masuk ke kamar mandi.



Di sinilah niat buruk pelaku terlaksana. Ia diduga melakukan pelecehan seksual terhadap korban. Setelah selesai, korban kemudian pulang ke rumah dalam kondisi trauma dan fisik yang mencurigakan.

Orang Tua Curiga dan Mengungkap Kejadian
Saat sampai di rumah, orang tua korban langsung merasa ada yang tidak biasa dari sikap dan cara jalan anaknya. Korban tampak kesakitan dan berjalan dengan posisi agak mengangkang, yang membuat orang tuanya semakin curiga.

Setelah ditanya beberapa kali, korban akhirnya mengungkapkan apa yang telah dialaminya di minimarket. Ia menceritakan bagaimana pelaku menjanjikan top up gratis jika ia bersedia mengikuti pelaku ke toilet. Di sanalah pelecehan terjadi.

Lebih mengguncang lagi, setelah memeriksa tubuh korban, orang tua menemukan cairan sperma di area sensitif anak tersebut. Bukti fisik ini menjadi titik awal orang tua melaporkan kejadian tersebut kepada warga sekitar dan akhirnya menyerahkan pelaku ke pihak berwajib.

Aksi Massa dan Penyerahan ke Polisi
Ketika pelaku hendak kabur atau berusaha bersembunyi, warga yang sudah geram dengan tindakan pelaku langsung menahannya. Sempat terjadi aksi hampir main hakim sendiri, namun warga berhasil menahan diri dan membawa pelaku ke kantor polisi untuk diproses lebih lanjut.

“Pelaku sempat hampir diamuk massa, untungnya bisa dicegah dan langsung dibawa ke kantor polisi,” tulis akun @Heraloebss.

Tanggapan Masyarakat dan Imbauan dari Pihak Berwenang
Kejadian ini sontak saja membuat geger masyarakat Tangerang. Banyak netizen yang menyatakan kemarahan mereka atas tindakan pelaku yang dinilai sangat biadab. Selain itu, kasus ini juga menjadi peringatan keras bagi para orang tua untuk lebih waspada terhadap aktivitas anak-anak mereka, terutama saat berada di luar rumah.

Pihak Dinas Perlindungan Anak Kota Tangerang pun turut angkat bicara. Mereka menegaskan bahwa tindakan seperti ini harus diusut tuntas dan pelaku harus diberikan hukuman yang setimpal.

“Kami mendukung proses hukum yang sedang berjalan. Ini adalah bentuk kejahatan serius yang menyangkut perlindungan anak. Kami akan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk memastikan korban mendapatkan pendampingan psikologis dan medis,” ujar salah satu petugas dari Dinas Perlindungan Anak Tangerang.

Modus Baru yang Membahayakan Anak-Anak
Yang mengejutkan, modus seperti ini bukanlah pertama kalinya terjadi. Beberapa waktu belakangan, modus operandi dengan iming-iming hadiah digital seperti top up game, voucher, atau aplikasi online kerap digunakan pelaku kejahatan untuk menjerat anak-anak.

Para pelaku memanfaatkan ketidaktahuan dan antusiasme anak terhadap dunia digital untuk menipu dan melakukan tindakan kriminal. Oleh karena itu, edukasi terhadap anak tentang bahaya mengikuti orang asing atau percaya dengan janji-janji instan sangat penting dilakukan.

Baca juga: Apa Arti Dame Un Grrr Un Que? Lagu Viral dari TikTok yang Berasal dari Bahasa Spanyol

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya