Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia Sepanjang 2025–2026
hujan--
Indonesia diperkirakan menghadapi peningkatan cuaca ekstrem sepanjang 2025 hingga 2026 sebagai dampak nyata perubahan iklim global. Fenomena ini ditandai dengan hujan intensitas tinggi, gelombang panas, serta periode kemarau yang tidak menentu.
Perubahan pola cuaca tersebut mulai dirasakan di berbagai wilayah, terutama daerah rawan banjir dan kekeringan. Intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat meningkatkan risiko banjir bandang dan longsor.
Baca juga: Tarif Listrik PLN Akhir Desember 2025 Tetap, Ini Daftar Lengkapnya
Baca juga: Insentif Pajak untuk UMKM Digital: Panduan Praktis dan Cara Mendapatkannya
Di sisi lain, musim kemarau cenderung berlangsung lebih panjang di sejumlah wilayah. Kondisi ini berdampak pada sektor pertanian, ketersediaan air bersih, serta meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan.
Suhu udara rata-rata juga menunjukkan tren peningkatan. Gelombang panas menjadi lebih sering terjadi dan berpotensi memengaruhi kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan.
Sektor kelautan dan perikanan tidak luput dari dampak perubahan iklim. Perubahan suhu laut dan pola angin memengaruhi hasil tangkapan nelayan serta ekosistem pesisir.
Pemerintah dan lembaga terkait mendorong penguatan sistem peringatan dini cuaca ekstrem. Langkah ini dinilai penting untuk meminimalkan risiko bencana dan kerugian ekonomi.
Adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi kunci dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem di masa mendatang. Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat perlu terus ditingkatkan.